Selasa, 16 November 2010

perbandingan senyawa kovalen dan ion

BAB I
PENDAHULUAN


1.1. LATAR BELAKANG
Bidang kimia dibagi dalam dua kelompok besar yang disebut kimia anorganik dan kimia organik. Karena semua senyawa organik mengandung karbon, kimia organik dapat didefinisikan sebagai kimia karbon.
Kebanyakan senyawa organik memiliki senyawa kovalen, senyawa anorganik, terutama terutama garam, diikat oleh ikatan ion. Walaupun ada senyawa anorganik yang beikatan kovalen seperti H2O, HCl, B2H6, SO2, NH3, dan PCl3, ikatan kovalen adalah ciri khas senyawa karbon. Selain karbon, masih ada beberapa unsur ( silikon, boron dan belerang ) yang diketahui berikatan kovalen dengan sesamanya untuk membentuk rantai pendek atau cincin, tetapi karbon jauh lebih mudah melakukan hal ini. Kemampuan karbon beikatan dengan atom karbon lain membentuk rantai yang tak terhingga menyebabkan sangat beragamnya senyawaan organik. Umumnya perbedaan yang dapat diamati antara senyawa organik dan anorganik disebabkan oleh sifat ikatan kovalen pada karbon.


1.2. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengenal perbedaan antara senyawa ion dengan senyawa kovalen
2. Mempelajari bagaimana jenis ikatan dan struktur molekul langsung mempengaruhi sifat senyawa
3. Membandingkan sifat fisik dan kimia beberapa isomer
4. Mengenal senyawaan organik







BAB II
KAJIAN TEORI


2.1. DASAR TEORI
Pada awal abad 19 Berzelius menyahrankan suatu teori iktan yang disebut dualisme. Konsepsinya diturunkan dari pengamtan berdasarkan uji-kaji bahwa sejumlah atom tertentu (sebetulnya ion) berpindah dalam medan listrik. Berzelius mengusulkan bahwa atom-atom terikat menjadi satu oleh tarikan listrik antara dua spesies yang mempunyai muatan berlawanan. (Stanley H. Pine. 1988. Kimia Organik 1)
Karena struktur elektron berbeda-beda, maka atom dapat terikat menjadi molekul dengan berbagai cara. Dalam 1961, G. N. Lewis dan W. Kossel mengemukakan teori berikut ini :
1. Ikatan ion dihasilkan dari perpindahan elektron dari satu atom ke atom yang lain.
2. Ikatan kovalen dihasilkan dari penggunaan bersama-sama sepasang elektron oleh dua atom.
3. Atom memindahkan atau membuat pasangan elektron untuk mencapai konfigurasi elektron gas mulia. Konfigurasi ini biasanya adalah delapan elektron dalam kulit terluar, sesuai dengan konfigurasi elektron dari meon dan argon. Teori ini disebut Aturan Oktet.
Ikatan ion terbentuk oleh pemindahan elektron. Satu atom memberikan satu atau lebih dari elektron terluarnya, ke atom atau atom-atom lain. Atom yang kehilangan elektron menjadi ion positif, atau kation. Atom yang mendapat elektron menjadi ion negatif, atau anion. Ikatan ionb terjadi dari tarikan elektrostatik antara ion-ion yang berlawanan muatan. Pemindahan elektron dapat digambarkan dengan menggunakan titik-titik untuk menyatakan elektron valensi.

Na + Cl Na+ Cl-
Ikatan kovalen terbentuk oleh penggunaan bersama sepasang elektron antara dua atom. Elektron yang saling digunakan dihasilkan dari penggabungan orbital yang saling digunakan, yang disebut orbital molekul. ( Fessenden & Fessenden,1986. Kimia Organik edisi Ketiga Jilid 1, Jakarta).
Suatu ikatan ion terbentuk dalam reaksi kimia dengan perpindahan sempurna dari satu atau lebih elektron dari satu atom ke atom lain. Natrium khlorida (Na+Cl-), garam dapur, adalah contoh dari persenyawaan ion.
Apabila persenyawaan ion dilarutkan kedalam air, ion-ionnya akan dikelelingi oleh molekul air karena gaya tarik menarik yang kuat antara ion yang bermuatan dan molekul air. Pada waktu melarut, ion-ion akan memisah, atau terdisosiasi, satu dari lainnya.
Persenyawaan ion terjadi apabila perbedaan dari elektronegativitas antara dua unsur yang bereaksi relaitf besar, sekitar 1.7 atau lebih. Atom-atom yang mempunyai perbedaan elektronegativitas lebih kecil dari 1.7 apabila bereaksi tidak membentuk persenyawaan ion. Mereka membentuk persenyawaan kovalen. ( R.J dan J.S. Fessenden,1997. Dasar-Dasar Kimia Organik, Jakarta).
Ikatan kimia adalah daya tarik-menarik antara atom yang menyebabkan suatu senyawa kimia dapat bersatu. Macam-macam ikatan kimia yang dibentuk oleh atom tergantung dari struktur elektron atom. Misalnya, energi ionisasi dan kontrol afinitas elektron dimana atom menerima atau melepaskan elektron. Ikatan kimia dapat dibagi menjadi dua kategori besar : ikatan ion dan ikatan kovalen(Brady, 1999). (www.PERBANDINGAN SIFAT SENYAWA ION DAN SENYAWA KOVALEN « Annisanfushie's Weblog.htm)
Bidang kimia dibagi dalam dua kelompok besar yang disebut kimia anorganik dan kimia organik. Karena semua senyawa organik mengandung karbon, kimia organik dapat didefinisikan sebagai kimia karbon.
Kebanyakan senyawa organik memiliki senyawa kovalen, senyawa anorganik, terutama terutama garam, diikat oleh ikatan ion. Walaupun ada senyawa anorganik yang beikatan kovalen seperti H2O, HCl, B2H6, SO2, NH3, dan PCl3, ikatan kovalen adalah ciri khas senyawa karbon. Selain karbon, masih ada beberapa unsur ( silikon, boron dan belerang ) yang diketahui berikatan kovalen dengan sesamanya untuk membentuk rantai pendek atau cincin, tetapi karbon jauh lebih mudah melakukan hal ini. Kemampuan karbon beikatan dengan atom karbon lain membentuk rantai yang tak terhingga menyebabkan sangat beragamnya senyawaan organik. Umumnya perbedaan yang dapat diamati antara senyawa organik dan anorganik disebabkan oleh sifat ikatan kovalen pada karbon.

Perbedaan Antara Senyawa Kovalen Dan Senyawa Ion
Perbedaan sifat fisik yang paling menonjol diantara senyawa kovalen dan senyawa ion biasanya ialah titik leleh, kelarutan, dan penghantaran listrik. Ketiga perbedaan ini antara lain disebabkan oleh kekuatan ion.

Tabel 1. Perbandingan senyawa kovalen dan senyawa ion
Senyawa kovalen Senyawa ion
a. Kebanyakan menunjukan titik leleh rendah (biasanya 350 oC)
b. Umumnya cairan atau gas pada suhu kamar
c. Umumnya larut dalam pelarut non polar
d. Sangat sedikit yang larut air atau menghantar listrik
e. Umumnya terbakar
f. Banyak yang berbau a. Kebanyakan menunjukan titik leleh tinggi ( >350oC, sering sampai 1000oC)
b. Semuanya adalah padatan pada suhu kamar
c. Umumnya larut air dan menghantar listrik
d. Beberapa larut dalam pelarut non polar
e. Hampir tidak terbakar
f. Hanya sedikit yang berbau

Kekuatan ikatan di antara partikel menyebabkan perbedaan titik leleh senyawa kovalen dan senyawa ion. Gaya tarik Van Der Waals yang ada diantara molekul dalam senyawa kovalen jauh lebih lemah dibanding dalam ikatan senyawa. Karena itu, hanya sedikit energi ( satu kalor atau lebih rendah ) yang diperlukan oleh molekul dari senyawa kovalen untuk merusak keadaan padatnya yang teratur dan berubah menjadi keadaan cair yang lebih acak. Dengan kata lain, senyawa kovalen meleleh pada suhu yang lebih rendah dibanding garam. Yang yang sama juga berlaku untuk titik didih, hampir semua senyawa kovalen mendidih pada suhu yang lebih rendah dibanding senyawa ion. Polimer berbobot molekul tinggi ( plastik, protein, pati dll. ) yang mengandung banyak ikatan kovalen, tentunya memiliki titik didih yang sangat tinggi, tetapi kebanyakan terurai menjadi molekul yang lebih kecil jauh sebelum titik didih tercapai.
SENYAWA KOVALEN SENYAWA ION
MOLEKUL...........................MOLEKUL ION....................................ION
↑ ↑
Ikatannya lemah Ikatannya kuat
Gambar 1. Kekuatan ikatan relatif di antara partikel dalam senyawa kovalen dan senyawa ion
Umumnya, senyawa ion larut dalam air karena molekul air yang polar membentuk ikatan nisbi polar dengan ion. Disini oksigen yang negatif dari molekul air berikatan dengan kation (M+) dan sisi hidrogen yang positif berikatan dengan anion (X-) sebagaimana dalam gambar berikut ,

H H H
δ+ H O H H H O H
H H O M+ O O H X- H O
O H O H H O
δ- H H H
molekul air solvasi kation oleh air solvasi anion oleh air
yang polar
Jika jumlah ikatan antara molekul air dan sebuah anion meningkat, ikatan diantara ion meningkat, ikatan diantara ion dan ion-ion di sebelahnya dalam struktur kristal melemah dan akhirnya ion yang terdehidrasi dibebaskan ke dalam larutan. Senyawaan kovalen larut dalam pelarut non polar ( misalnya karbon tetraklorida, kloloform, heksana, dan hidrokarbon lainnya, serta eter ) tetapi tidak dalam air, kecuali molekulnya, mampu berikatan hidrogen dengan air. Senyawa organik yang mengandung oksigen dan ( senyawa nitrogen seperti amina dan amida yang bobot melekulnya rendah ) dengan empat karbon atau kurang, biasanya larut dalam air karena adanya ikatan hidrogen yakni sebagai berikut ;

H H
H O H O H-O
CH3 O H CH2 O H O CH3 C CH3
Metil alkohol formaldehida aseton


Rantai dan cincin dari atom karbon
Unsur karbon sangat unik karena dapat berikatan dengan sesamanya membentuk senyawaan rantai dan cincin yang mantap, n-heksana, C6H12 dan sikloheksana, C6H12, adalah contoh molekul rantai dan cincin dengan 6 karbon.

CH2-CH2
H3C-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3 CH2 CH2
n-Heksana CH2-CH2
sikloheksana
struktur rantai cincin
rantai yang lebih panjang didapati pada dekana, C10H22, minyak mineral ( campuran hidrokarbon dengan molekul yang lebih besar dari C20H42), bahkan sampai n- hektana, C100H202.
Isomer
Isomer adalah molekul –molekul yang mempunyai rumus molekul yang sama tetapi strukturnya berbeda ( atau susunan atomnya dalam molekul berbeda). Keisomeran biasanya lazim dijumpai diantara senyawaan karbon, tetapi jarang ditemui dalam senyawaan kovalen lainnya dan senyawaan ion, isomer – isomer biasanya berbeda sifat fisik dan kimianya.
O-diklorobenzena dan P-diklorobenzena , C6H4Cl2, adala sepasang isomer. n-butil alkohol, t-butil alkohol dan dietil eter semuanya adalah isomer dengan rumus molekul C4H10O, karena n-butil dan t-butil alkohol adalah anggota dari keluarga alkohol ( dicirikan oleh gugus OH ) kebanyakan sifatnya serupa. Tetapi dietil eter adalah anggota dari keluarga eter, yang dikenali melalui oksigen yang terikat pada dua gugus karbon dan sifatnya sangat berbeda. (Team Teaching, 2010. Penuntun praktikum kimia organik I, UNG)
Alkana
Alkana mengandung ikatan tunggal C-C yang kuat dan ikatan C-H yang juga kuat. Ikatan C-H memiliki polaritas yang sangat rendah sehingga tidak ada molekulnya yang membawa jumlah ion positif atau negatif yang signifikan untuk menarik molekul lainnya.
Olehnya itu alkana-alkana memiliki reaksi yang cukup terbatas.
Beberapa hal yang bisa dilakukan pada alkana:
• alkana bisa dibakar, yakni memusnahkan seluruh molekulnya;
• alkana bisa direaksikan dengan beberapa halogen yakni memutus ikatan C-H;
• alkana bisa dipecah, yakni dengan memutus ikatan C-C.
Reaksi-reaksi ini akan dibahas secara rinci pada halaman terpisah (lihat berikut).
Sikloalkana
Sikoalkana memiliki kereaktifan yang sangat mirip dengan alkana, kecuali untuk sikloalkana yang sangat kecil – khususnya siklopropana. Siklopropana jauh lebih reaktif dibanding yang mungkin anda kira.
Alasannya karena sudut-sudut ikatan dalam cincin. Normalnya, apabila karbon membentuk empat ikatan tunggal, maka sudut-sudut ikatannya adalah sekitar 109,5°. Pada siklopropana sudut ini sebesar 60°.

Dengan pasangan-pasangan elektron yang saling berdekatan, terjadi tolak menolak antara pasangan-pasangan elektron yang menghubungkan atom-atom karbon. Ini membuat ikatan-ikatan lebih mudah terputus.
Pengaruh dari tolak-menolak ini akan dibahas lebih lanjut pada halaman tentang reaksi-reaksi dari senyawa-senyawa ini dengan halogen. (http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/sifat_senyawa_organik/alkana1/pengantar_alkana_dan_sikloalkana/)





2.2. KARAKTERISITK BAHAN
2.2.1. naftalen
Wujud: padat
Titik leleh: 79-81 C
2.2.2. p-diklorobenzena
Wujud: cair
Titik leleh: 52-540C
2.2.3. NaCl
Wujud:padat
Titik leleh: 801 – 8040C
2.2.4. MgSO4
Wujud: padat
Titik leleh: 11240C
2.2.5. KI
Wujud: padat
Titik leleh: 6810C
2.2.6. Isopropil alcohol
Wujud:cair
Titik leleh:
2.2.7. air (H2O)
Wujud:cair
Titik leleh:00
2.2.8. n-heksana
Wujud:cair
Titik leleh:
2.2.9. sikloheksana
Wujud:cair
Titik leleh:
2.2.10. n-butil alcohol
Wujud:cair
Titik leleh:
2.2.11. t-butil alcohol
Wujud:cair
Titik leleh:
2.2.12. dietil eter:
Wujud: cair
Titik leleh:-116,30C































BAB III
METODE

3.1 ALAT





Pipet, batang pengaduk, kaca arloji dan
Gelas ukur tabung reaksi dan rak tabung reaksi









Penangas, termometer, statif dan klem tabung kapiler
Gelas kimia, minyak kelapa
3.2. BAHAN









Naftalein n - heksan











2- propanol n – butil alkohol
Dan tissue









kalium iodine, KI natrium klorida, NaCl







Magnesium sulfat, MgSO4 p(para) – diklorobenzena, C6H4Cl2




3.3. PROSEDUR KERJA

3.1.1 Senyawa kovalen


 Alat tabung Kapiler
 Memasukkan serbuk ke dalamnya dengan menekan ujungnya yang terbuka pada sampel
 Kemudian membalikkan tabungnya dan diketuk-ketuk agar contoh bergerak ke dasar tabung. Dan memerlukan contoh setinggi 2 mm dalam tabung
 Meletakan tabung pada thermometer dengan karet gelang dan menjajarkan ujung tabung dengan merkuri dari thermometer
 Memanaskan di atas penangas air sedemikian agar suhu naik 10% per menit. Mengaduk air selama pemanasan
 Mengamati contoh dari dekat dan mencatat suhu pada saat contoh mulai meleleh




3.1.2 Senyawa Ion



 Menggunakan buku arum untuk mendapatkan data titik leleh senyawa ion yang penting








3.1.3 Perbandingan Kelarutan


 Masing-masing 6 tabung reaksi yang berisi 1 ml air, tambahkan satu macam senyawa (kira-kira seukuran butir kacang hijau)
 Mengaduk, mengamati apakah senyawa tersebut larut
 Menggunakan tabung reaksi yang kering






3.1.4 Rantai dan cincin dari atom karbon




 Membandingkan sifat fisik (rupa dan bau)
 Membandingkan viskositas dari sampel
 Mengeluarkan tetesan senyawa tersebut dari pipet tetes


Isomer











 1 ml alkohol masimg-masing dimasukan ke dalam tabung reaksi yang kering dan menambahkan sebutir natrium
 Mencatat laju pembentukan gelembung hydrogen
 Sesudah pengamatan ini buanglah alkohol yang tak bereaksi dan sisa natrium dalam wadah yang khusus yang telah di sediakan dalam ruang asam





 Membandingkan bau di etil eter dan membandingkan dengan bau alkohol
 Mengamati sifat kimia lainya terhadap pembakaran(atau reaksinya dengan oksigen
 Meletakan beberapa tetes eter dengan mendekatkan spatula pada nyala pembakar Bunsen
 Mencatat beberapazat menghilang
 Melakukan duplo










BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. HASIL PENGAMATAN

Perbandingan titik leleh
 Senyawa kovalen
Contoh Titik leleh, oC
Pengamatan Buku acuan
Naftalena
p- diklorobenzena 79,6 oC
52,6 oC 79 – 81 oC
1. Bandingkan bau naftalena dan p-diklorobenzena:
Jawab : Bau naftalena adalah harum
Bau p-diklorobenzena adalah menyengat, namun yang lebih menyengat adalah naftalena.
2. Apakah anda pernah mencium bau ini sebelumnya ?
Jawab : Pernah
3. Apakah kegunaan dari kedua senyawa itu ?
Jawab : Pengharum baju,insektisida dan pembersih lumut
 Senyawa Ion
Titik leleh NaCl 801- 804 0C
KI 681 0C
MgSO4 1124 0C
1. Mengapa titik leleh senyawa ion jauh lebih tinggi dibanding senyawa kovalen ?
Jawab : karena adanya kekuatan ikatan ion

2. Uraikan kegunaan penting dari KI dan MgSO4. 7H2O
Jawab : kegunaan dari KI yaitu sebagai obat dan fotografi dalam dunia farmasi dan dalam praktikum digunakan sebagai sampel.



Perbandingan Kelarutan
Mencatat kelarutan senyawa (larut sempurna, sebagian atau tak larut). Dan untuk senyawa yang larut dan tak larut sebagian, partikel apa yang ada dalam larutan.
Senyawa Air (Larut/tak larut) n-heksan (Larut/tak larut) Partikel dalam larutan: ion/molekul
1. NaCl
2. KI
3. MgSO4
4. P-diklorobenzena
5. Isopropil Larut
Larut
Larut
Tidak Larut


Larut Tidak Larut
Tidak Larut
Tidak Larut
Larut


Larut Ikatan Ion
Ikatan Ion
Ikatan Ion
Ikatan Kovalen


Ikatan Kovalen
1. Apakah senyawa ion yang larut dalam n-heksan?
Jawab: Tidak ada
2. Apakah ada senyawa kovalen yang larut dalam air? Jelaskan jawaban anda berdasarkan keadaan ikatannya.
Jawab: Ya ada, isopropil. Karena isopropil dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air, sehingga larut.
3. Uraikan peranan air dalam melarutkan satu senyawa ion
Jawab: senyawa ion larut dalam air karena molekul air yang polar membentuk ikatan nisbi polar dengan ion. Disini oksigen yang negatif dari molekul air berikatan dengan kation (M+) dan sisi hidrogen yang positif berikatan dengan anion (X-)



Rantai dan Cincin dari Atom Karbon
Sifat N-heksana Sikloheksana
1. Bau (identik?)
2. Penampilan (wujud fisik, warna)
3. Struktur Molekul Menyengat
Cair warna bening
C6H14 Menyengat
Cair warna bening
C6H12
1. Gambarlah Struktur molekul n-heksana
Jawab: CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3
2. Gambarlah salah satu komponen minyak minera2l
Jawab: CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3
3. Bagaimana hubungan kekentalan dengan panjang rantai?
Jawab: semakin panjang atom karbonnya maka Viksovitasnya makin tinggi
Isomer
Sifat n-butil alkohol t-butil alkohol
1. Bau (Identik?)
2. Kelarutan dalam air (…tetes)
3. Struktur molekul
4. Persamaan Reaksi Menyengat/tidak identik
Larut Menyengat/tidak identik
Larut

Sifat n-atau t-butil alkohol Dietil eter
1. Bau (identik?)
2. Struktur molekul
3. Kecepatan reaksi dangan Na
4. Persamaan reaksi Menyengat/tidak identik Menyengat













4.2. PEMBAHASAN
4.2.1. PERBANDINGAN TITIK LELEH
a. Senyawa kovalen
Dari hasil percobaan perbandingan titik leleh senyawa kovalen, dengan memanaskan senyawa seperti naftalena dan p-diklorobenzena, maka didapatkan beberapa persamaan pada perbandingan titik leleh, dari hasil pengamatan diperoleh titik leleh dari naftalena yaitu 79,6oC . Dengan demikian hasil pengamatan bersesuaian dengan literatur titik lelehnya yaitu 79oC sampai 810C. Adapun untuk p-diklorobenzena, titik lelehnya yaitu antara 52,6oC . jadi hasilnya mendekati literatur titik lelehnya yang ada yaitu 520C sampai 540C.
Perbedaan titik leleh dari keduanya disebabkan oleh banyaknya atom karbon, atom karbon dari naftalena lebih banyak dari atom karbon p-diklorobenzena, sehingga titik leleh dari naftalena lebih besar dari p-diklorobenzena, yang singkatnya semakin panjang rantai atom karbonnya maka makin besar titik lelehnya.
b. Senyawa ion
Data yang telah didapatkan dari literatur tentang titik leleh senyawa ion adalah sebagai berikut :
- NaCl mencair pada kisaran suhu 801oC sampai 804oC
- KI meleleh pada suhu 681oC
- MgSO4 meleleh pada suhu 1124oC
Titik leleh senyawa ion jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan senyawa kovalen, hal ini disebabkan oleh ikatan antara ion-ion dengan gaya elektrostatis sangat kuat dengan susunan kristal yang tertentu dan teratur.

4.2.2. PERBANDINGAN KELARUTAN
Dari data perbandingan kelarutan antara senyawa ion dengan senyawa kovalen diperoleh bahwa MgSO4 larut dalam pelarutnya (air) tetapi dalam senyawa n-heksana tidak larut. Begitu pula untuk senyawa-senyawa NaCl dan KI yang juga larut dalam air dan tidak larut dalam senyawa n-heksana. Hal ini menandakan bahwa senyawa-senyawa ion larut dalam pelarut polar karena dipol-dipolnya yang tidak saling meniadakan dan sukar larut dalam n-heksana sebagai pelarut non polar akibat dari dipol-dipolnya yang saling meniadakan. Meskipun demikian, ada juga senyawa ion yang larut dalam pelarut non polar. Untuk senyawa kovalen pada umumnya larut dalam pelarut non polar dan sedikit yang larut dalam air, misalnya isopropil alkohol yang tampak keruh pada larutan n-heksana. Hal ini disebabkan isopropil alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air, sehing. Dari hasil pengamatan, p-diklorobnenzena tidak larut dalam air akan tetapi hanya larut dalam n-heksana. Ini dipengaruhi oleh sifat dari kedua senyawa tersebut. p-diklorobenzena sifatnya adalah polar, jadi dapat larut dalam n-heksana yang juga sifatnya adalah polar.

4.2.3. RANTAI DAN CINCIN DARI ATOM KARBON
CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3

n-heksana


CH2-CH2
CH2 CH2
CH2-CH2

sikloheksana struktur rantai cincin

n-heksana merupakan golongan senyawa hidrokarbon alifatik yaitu golongan hidrokarbon rantai terbuka dan pada sikloheksana merupakan golongan alisiklik, yaitu gabungan dari alifatik dan siklik. Sehingga itu dari keduanya terdapat persamaan dan perbedaan dari segi sifat fisika maupun kimia. Pada percobaan ini ternyata diperoleh hasil bahwa dari keduanya mempunyai persamaan dari segi sifatnya yaitu bau dan wujud fisiknya. Keduanya wujudnya cair dan bening dan dari keduanya pula menimbulkan aroma yang sama yaitu menyengat, akan tetapi jika dicium secara seksama sikloheksana lebih menyengat daripada n-heksana. Hal ini disebabkan oleh perbedaan struktur dari keduanya.



4.2.4. ISOMER
Pada percobaan ini kita membandingkan antara n-butil alkohol dan t-butil alkohol dan juga antara n-butil alakohol/t-butil alkohol dengan eter. Alkohol memiliki ikatan hidrogen sangat lemah (kira-kira 5 kkal/mol, atau 20 kJ/mol) bila dibandingkan dengan ikatan kovalen antara atom didalam molekul. Tetapi ikatan hidrogen lebih kuat daripada sebagian besar gaya tarik antar molekul lainnya. Ikatan hidrogen mempunyai pengaruh penting pada sifat seperti titik didih, kelarutan dan banyak ciri bangunan sekunder dari molekul. (Stanley H. Pine dkk. 1988. Kimia Organik I. Jakarta. Hal 51). Ikatan dalam alkohol dan eter mempunyai ikatan yang mirip air. Alkohol dan eter terdiri dari molekul polar.
Dari percobaan ini didapat bahwa ada persamaan dan perbedaan antara n-butil alkohol dengan t-butil alkohol, dari segi kelarutan dalam air kedua-duanya dapat larut namun pada aroma atau bau kedua-duanya menyengat namun tidak identik. Hal ini dipengaruhi oleh gugus fungsi –OH dari keduanya yang berbeda pula.
Antara t-butil alkohol dengan eter juga terdapat persamaan dan perbedaan, baik t-butil alkohol maupun eter dapat membentuk ikatan hidrogen sehingga keduanya dapat larut dalam air. Namun dari segi yang sama pula terdapat perbedaan yaitu ikatan hidrogen alkohol (t-butil alkohol) lebih besar dibandingkan dengan eter. Hal ini disebabkan alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen antara molekul-molekulnya (sesama alkohol). Sehingga titik didih alkohol lebih tinggi daripada titik didih eter. Dari segi struktur pula membedakan t-butil alkohol dengan eter, yang menyebabkan bau keduanya berbeda.

CH3-CH2-CH-OH CH3-CH-CH3
OH
(n-butil alkohol) ( t-butil alkohol ).






BAB V
PENUTUP

5.1. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :
1. Sifat fisika dan kimia senyawa ion dan kovalen bisa dilihat berdasarkan titik leleh dan titik leburnya, wujud senyawa, kelarutan, daya hantar listrik, kemudahan terbakar serta dengan menguji bau dari tiap-tiap senyawa.
2. Perbedaan sifat fisik yang paling menonjol diantara senyawa kovalen dan senyawa ion biasanya ialah titik leleh dan kelarutan. Kedua perbedaan ini antara lain disebabkan oleh kekuatan ion.
3. Ternyata kekuatan ikatan di antara partikel menyebabkan perbedaan titik leleh senyawa kovalen dan senyawa ion
4. Ternyata pada asenyawa ion larutan atau leburannya dapat menghantarkan arus listrik, mempunyai titik leleh dan titik didih yang tinggi, sangat keras dan getas, pada umumnya larut dalam pelarut polar dan tidak larut dalam pelarut non polar, sedangkan pada senyawa kovalen menunjukkan titik leleh rendah, pada suhu kamar berbentuk cairan atau gas, larut dalam pelarut non polar dan sedikit larut dalam air, sedikit menghantarkan listrik, mudah terbakar dan banyak yang berbau.
5. Jenis ikatan kimia seperti ikatan ion dan kovalen sangat mempengaruhi sifat fisik dan sifat kimia senyawa.
6. Senyawa yang dapat larut dalam air adalah urea, NaCl, KI, MgSO4 dan a.
7. Senyawa yang dapat larut dalam CCl4 adalah urea, MgSO4 dan naftalena.
8. Yang merupakan senyawa ion adalah urea, NaCl, KI, dan MgSO4.
9. Yang merupakan senyawa kovalen adalah isopropil alkohol dan naftalena.


5.1. KEMUNGKINAN KESALAHAN
1. Kurangnya telitinya praktikan dalam membedakan aroma (sifat) dari sampel.
2. Kurang praktikan dalam merangkai alat, sehingga mengakibatkan kesalahan pada percobaan.
3. Kesalahan dalam mencampur larutan (takaran masing - masing)
4. Ketidak pahaman dalam menentukan persenyawaan yang mana ikatan kovalen dan mana yang berikatan ion ( pada senyawa tertentu )
5. Kesalahan dalam mengamati kelarutan dan titik leleh dari senyawa (sampel).

JAWABAN PERTANYAAN PRAKTIKUM (PRA DAN PASCA PRAKTIKUM )

Soal !
1. Mengapa air disebut molekul polar? Jelaskan sifat dwi kutubnya berdasarkan bentuk molekulnya!
2. Sebutkan beberapa perbedaan senyawa ionik dengan senyawa kovalen!
3. Gambarkan struktur isomer dengan rumus C3H6Cl, gambarkan setiap ikatan dengan tanda garis. Apakah setiap isomer mempunyai jumlah ikatan sama? Berapa jumlahnya?
4. Sebutkan dari persenyawaan berikut yang mempunyai ikatan ion dan mana yang memiliki ikatan kovalen ; MgCl2, C4H10, CO2, LiO, C3H8, PCl3, HCl.
5. Ramalkan mana dari senyawa di atas yang menunjukan titik leleh tertinggi dan yang terendah!
Jawaban
1. karena molekul air yang polar membentuk ikatan nisbi polar dengan ion. Disini oksigen yang negatif dari molekul air berikatan dengan kation (M+) dan sisi hidrogen yang positif berikatan dengan anion (X-) sebagaimana dalam gambar berikut ,
H H H
H O H H H O H
O M+ O O H X- H O
H O H H O
H H H
solvasi kation oleh air solvasi anion oleh air
2. Tabel 1. Perbandingan senyawa kovalen dan senyawa ion
Senyawa kovalen Senyawa ion
a. Kebanyakan menunjukan titik leleh rendah (biasanya 350 oC)
b. Umumnya cairan atau gas pada suhu kamar
c. Umumnya larut dalam pelarut non polar
d. Sangat sedikit yang larut air atau menghantar listrik
e. Umumnya terbakar
f. Banyak yang berbau a. Kebanyakan menunjukan titik leleh tinggi ( >350oC, sering sampai 1000oC)
b. Semuanya adalah padatan pada suhu kamar
c. Umumnya larut air dan menghantar listrik
d. Beberapa larut dalam pelarut non polar
e. Hampir tidak terbakar
f. Hanya sedikit yang berbau

3. CH3 – CH2 = CH –C l
Isomer : CH3 – C = CH2 CH = CH2 – CH3
Cl Cl
Setiap Isomer jumlah ikatannya sama. Yaitu 4.

4. Persenyawaan ; MgCl2, C4H10, CO2, LiO, C3H8, PCl3, HCl
Ikatan kovalen : HCl, PCl3, C4H10, C3H8, CO2
Ikatan ion : MgCl2, LiO

5. Senya wa ; MgCl2, C4H10, CO2, LiO, C3H8, PCl3, HCl
Titik leleh tertinggi : MgCl2
Titik leleh terendah : CO2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar