Selasa, 16 November 2010

GUGUS FUNGSI

BAB I
PENDAHULUAN


1.1. LATAR BELAKANG
a. Hidrokarbon
Hidrokarbon adalah senyawa organik yang hanya terdiri dari karbon dan hidrogen. Golongan senyawa ini amat penting peranannya dalam abad teknolgi ini. Karena begitu nayak produk yang dapat diturunkannya : tekstil, plastik, bahan anti beku, obat-obatan, anestatika, cat, pupuk, bahan peledak dan sebagainya.
Dua sumber utama hidrokarbon adalah minyak bumi dan gas alam serta batu bara. Minyak bumi adalah campuran senyawa yang kompleks terutama dari hidrokarbon alifatik, hidrokarbon aromatik terutama diperoleh dari batu bara.
Hidrkarbon alifatik dibagi menjadi alkana, alkena dan alkuna. Yaitu berdasarkan ketidakjenuhan ikatannya.

b. Alkohol
Metanol atau metil alkohol, CH3OH, adalah anggota keluarga alkohol yang paling sederhana. Walaupun demikian etanol CH3CH2OH lebih sering dikenal sebagai anti septik, pelarut obat-obatan, zat kimia dan pengawet. Eatnol adalah cairan jernih yang bersifat menarik air baunya khas, warna nyalanya biru.

c. Fenol
Dipandang dari strukturnya, fenol mirip dengan alkohol. Namun, sifatnya sangat berbeda. Contohnya, apakah fenol megalami dehidrasi manjadi alkena, atau menjalani oksidasi menjadi aldehida atau keton? Sebenarnya fenol adalah nama kelompok senyawa yang memilki gugus hidriksil (-OH) melekat langsung pada cincin aromatik, tetapi nama ini digunakan pula untuk anggotanya yang paling sederhana, C6H5OH. Kebanyakan fenol berbau tajam dan dapat diasosiasikan dengan desinfektan. Bahan pembersih yang mengandung campuran komp;eks dari keluarga fenol, antara lain o-benzil-p-klorofenol. Fenol dalam larutan pekat sangat bercun bagi semua jenis sel. Senyawa ini dapat menimbulkan luka bakar.
Fenol berlaku sebagai asam lemah (lebih lemah dari asam karboksalat), sehingga dengan basa dapat menghasilkan garam yang disebut fenoksida. Fenol dapat juga menghasilkan ester.
d. Asam Karboksilat
Asam karboksilat adalah asam lemah, karena itu hanya sedikit mengurai dalam air memberikan H+ dan anion karboksilat. Salah satu anggota keluarga asam kerboksilat, yaitu asam asetat. Asam asetat adalah cairan jernih berbau sangat asam dan umumnya digunakan sebagai larutan cuka makan. Asam asetat kdarnya 100% pada suhu 16,6°C akan membeku menjadi kristal yang menyerupai es, dalam keadaan ini disebut juga cuka es.

e. Uji Kelarutan
Kelarutan senyawa organik dalam berbagai pereaksi merupapakan sifat yang penting. Senyawa polar, tetapi tidak larut dalam senyawa nonpolar. Hal yang sebaliknya terjadi untuk enyawa nonpolar. Gugus fungsi nonpolar akan mendominasi sifat kelarutan suatu molekul kecil, tetapi untuk molekul besar polaritas gugus fungsi menjadi tidak berarti dibandingkan dengan molekul lain yang nonpolar. Jadi, etanol jauh lebih larut dalam air dibandingkan dengan heksanol. Suatu senyawa yang bereaksi dengan pereaksi tertentu dapat berubah sifat kelarutannya. Misalnya alkil amina yang tidak larut air akan bereaksi dengan larutan asam yang menghasilkan garam alkil amoniak yang larut air.
Uji kelarutan merupakan uji yang mudah untuk menggolongkan senyawa organik. Penggolongan seperti ini merupakan dasar bagi beberapa uji khas untuk mengidentifikasi gugus fungsi yang ada. Yang paling mudah ialah membagi dulu senyawa organik menjadi dua golongan menurut kelarutannya dala air. Setiap golongan dibagi lebih lanjut berdasarkan kelarutannya dalam pelarut atau pereaksi-pereaksi lain.


1.2. TUJUAN :
1. Mengenal perbedaan golongan senyawa organik berdasarkan gugus fungsinya
2. Membandingkan sifat fisik dan kimia dari golongan senyawa organik yaitu hidrokarbon, alkohol, fenol asam karboksilat dan senyawa aromatik.
3. Menguji reaksi gugus fungsi yang penting dalam bidang kimia, biokimia dan fisiologi.











BAB II
KAJIAN TEORI


3.1. Dasar Teori

1. Hidrokarbon
Dalam bidang kimia, hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur karbon (C) dan hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut. Istilah tersebut digunakan juga sebagai pengertian dari hidrokarbon alifatik.
Sebagai contoh, metana (gas rawa) adalah hidrokarbon dengan satu atom karbon dan empat atom hidrogen: CH4. Etana adalah hidrokarbon (lebih terperinci, sebuah alkana) yang terdiri dari dua atom karbon bersatu dengan sebuah ikatan tunggal, masing-masing mengikat tiga atom karbon: C2H6. Propana memiliki tiga atom C (C3H8) dan seterusnya (CnH2•n+2).
Pada dasarnya terdapat tiga jenis hidrokarbon:
1. Hidrokarbon aromatik, mempunyai setidaknya satu cincin aromatik
2. Hidrokarbon jenuh, juga disebut alkana, yang tidak memiliki ikatan rangkap atau aromatik.
3. Hidrokarbon tak jenuh, yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap antara atom-atom karbon, yang dibagi menjadi:
 Alkena
 Alkuna
Tiap-tiap atom karbon tersebut dapat mengikat empat atom lain atau maksimum hanya 4 buah atom hidrogen. Jumlah atom hidrogen dapat ditentukan dari jenis hidrokarbonnya.
 Alkana: CnH2n+2
 Alkena: CnH2n
 Alkuna: CnH2n-2
 Hidrokarbon siklis: CnH2n
http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrokarbon

2. Fenol

Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O− yang dapat dilarutkan dalam air.
Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya, fenol bersifat lebih asam. Hal ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan NaOH, di mana fenol dapat melepaskan H+. Pada keadaan yang sama, alkohol alifatik lainnya tidak dapat bereaksi seperti itu. Pelepasan ini diakibatkan pelengkapan orbital antara satu-satunya pasangan oksigen dan sistem aromatik, yang mendelokalisasi beban negatif melalui cincin tersebut dan menstabilkan anionnya. [1]



Rumus struktur Fenol
Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O− yang dapat dilarutkan dalam air.
Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya, fenol bersifat lebih asam. Hal ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan NaOH, di mana fenol dapat melepaskan H+. Pada keadaan yang sama, alkohol alifatik lainnya tidak dapat bereaksi seperti itu. Pelepasan ini diakibatkan pelengkapan orbital antara satu-satunya pasangan oksigen dan
sistem aromatik, yang mendelokalisasi beban negatif melalui cincin tersebut dan menstabilkan anionnya. [1]
http://id.wikipedia.org/wiki/Fenol

3. Benzena

Benzena

Nama Sistematis
Benzena (atau 1,3,5-sikloheksatriena)
Nama lain Benzol
Sifat
Rumus molekul
C6H6
Massa molar
78,1121 g/mol
Penampilan Cairan tak berwarna
Densitas
0,8786 g/mL, zat cair
Titik leleh
5,5 °C (278,6 K)
Titik didih
80,1 °C (353,2 K)
Kelarutan dalam air
0,8 g/L (25 °C)
Viskositas
0,652 cP pada 20 °C

Momen dipol
0 D

Senyawa terkait
Senyawa terkait toluena
borazina

Benzena, juga dikenal dengan nama C6H6, PhH, dan benzol, adalah senyawa kimia organik yang merupakan cairan tak berwarna dan mudah terbakar serta mempunyai bau yang manis. Benzena adalah sejenis karsinogen. Benzena adalah salah satu komponen dalam bensin dan merupakan pelarut yang penting dalam dunia industri. Benzena juga adalah bahan dasar dalam produksi obat-obatan, plastik, bensin, karet buatan, dan pewarna. Selain itu, benzena adalah kandungan alami dalam minyak bumi, namun biasanya diperoleh dari senyawa lainnya yang terdapat dalam minyak bumi.
http://id.wikipedia.org/wiki/Benzena


4. Alkohol
Dalam kimia oganik istilah alkohol merupakan nama suatu golongan senyawa orgaanik yang tersusun oleh unsur C, H dan O dengan struktur yang khas. Ditandai dengan adanya gugus hidroksil (-OH) sebagai gugus fungsi golongan alkohol.
Dalam reaksi-reaksi alkohol memperlihatkan dua sifat yang berlawanan yaitu yang dapat menerima proton, dan juga dapat melepaskan proton. Kedua sifat ini. Kedua sifat ini dapat diamati dalam sejumlah reaksi yang terjadi pada alkohol.
Jika didasarkan pada jenis atom karbon yang menbgikat gugus (-OH) golongan alkohol dapat dikelompokan menjadi :
 Alkohol primer; Merupakan alkohol yang gugus (-OH) terletak pada atom karbon primer
 Alkohol sekunder; Merupakan alkohol yang gugus (-OH) terletak pada atom karbonsekunder.
 Alkohol tersier; Merupakan alkohol yang gugus (-OH) terletak pada atom karbon tersier

Kereaktifan ketiga jenis alkohol tersebut terhadap pereaksi sangat berbeda. Misalnya dalam reaksi oksidasi semua jenis alkohol dapat melepas air (dehidrasi) menghasilkan alkena apabila dipanaskan dengan zat penarik air seperti H2SO4 pekat.
Bila ditinjau dari jumlah gugus (-OH) ya ng terdapat dalam masing-maing strukturnya, golongan alkohol dapat dibedakan menjadi :
Alkohol monohidroksi; Mempunyai satu gugus (-OH).
Alkohol dihidroksi; Mempunyai dua gugus (-OH).
Alkohol trihidroksi; Mempunyai tiga gugus (-OH)
Perlu diketahui bahwa apabila dalam suatu rumus stuktur senyawa terdapat gugus (-OH) yang langsung terikat pada cincin aromatik maka senyawa tersebut bukan termasuk golongan alkohol melainkan fenol.
(Drs. Parlan M.Si, 2003 hal. 122-123)
Asam alkanoat





Rumus bangun umum asam alkanoat. R (radikal) dapat berupa gugus fungsional lain
Asam alkanoat (atau asam karboksilat) adalah segolongan asam organik alifatik (rantai terbuka) yang memiliki gugus fungsional karboksil (biasa dilambangkan dengan COOH). Semua asam alkanoat adalah asam lemah. Dalam pelarut air, sebagian molekulnya terionisasi dengan melepas atom H menjadi ion H+.
Asam karboksilat dapat memiliki lebih dari satu gugus fungsional. Asam karboksolat yang memiliki dua gugus karboksil disebut asam dikarboksilat (alkandioat), jika tiga disebut asam trikarboksilat (alkantrioat), dan seterusnya.
http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_alkanoat

5. Uji Kelarutan
Kelarutan senyawa organic dalam berbagai pereaksi merupakan sifat yang penting. Senyawa polar larut dalam pelarut polar, tetapi tdak larut dalam senyawa non polar. Hal yang sebaliknya terjadi untuk senyawa non polar. Gugus fungsi polar akan mendominai sifat kelarutan suatu molekul kecil, tetapi untuk molekul besar polaritas gugus fungsi menjadi tidak berarti dibandingkan dengan molekul lain yang non polar.
Uji kelarutan merupakan uji yang mudah untuk menggolongkan senyawa organic. Penggolongan seperti ini merupakan dasr bagi beberapa uji khas untuk mengidentifikasi gugus fungsi yang ada. Yang paling mudah ialah membagi dulu senyawa organic menjadi dua golongan menurut kelarutannaya alam air. Setiap golongan dibagi lebih lanjut berdasarkan kelarutanya dalam pelarut atau pereaksi-pereaksi lain.
(Modul Penuntun Praktikum Organic 1)
























3.1.










BAB III
METODE

3.1. ALAT DAN BAHAN
Alat





















Bahan-Bahan Yang Digunakan
a. Sikloheksana
b. Toluena
c. CCl4
d. Brom
e. Sikloheksena
f. KMnO4
g. Etil Alkohol
Etanol (disebut juga etil-alkohol atau alkohol saja), adalah alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Karena sifatnya yang tidak beracun bahan ini banyak dipakai sebagai pelarut dalam dunia farmasi dan industri makanan dan minuman. Etanol tidak berwarna dan tidak berasa tapi memilki bau yang khas. Bahan ini dapat memabukkan jika diminum. Etanol sering ditulis dengan rumus EtOH. Rumus molekul etanol adalah C2H5OH atau rumus empiris C2H6O.
h. HNO3
i. Asam Sulfat (H2SO4)
Asam sulfat mempunyai rumus kimia H2SO4, merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan.
Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan, termasuk dalam kebanyakan reaksi kimia. Kegunaan utama termasuk pemrosesan bijih mineral, sintesis kimia, pemrosesan air limbah dan pengilangan minyak.
Reaksi hidrasi (pelarutan dalam air) dari asam sulfat adalah reaksi eksoterm yang kuat. Jika air ditambah kepada asam sulfat pekat, terjadi pendidihan. Senantiasa tambah asam kepada air dan bukan sebaliknya. Sebagian dari masalah ini disebabkan perbedaan isipadu kedua cairan. Air kurang padu dibanding asam sulfat dan cenderung untuk terapung di atas asam. Reaksi tersebut membentuk ion hidronium:
H2SO4 + H2O → H3O+ + HSO4-.
Disebabkan asam sulfat bersifat mengeringkan, asam sulfat merupakan agen pengering yang baik, dan digunakan dalam pengolahan kebanyakan buah-buahan kering.
Apabila gas SO3 pekat ditambah kepada asam sulfat, ia membentuk H2S2O7. Ini dikenali sebagai asam sulfat fuming atau oleum atau, jarang-jarang sekali, asam Nordhausen.
Di atmosfer, zat ini termasuk salah satu bahan kimia yang menyebabkan hujan asam
Asam sulfat dipercayai pertama kali ditemukan di Iran oleh Al-Razi pada abad ke-9.
http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_sulfat

j. Benzena
k. Alkohol
l. Na2SO4
m. CH3COOH
n. Gliserol
Gliserol nu ogé katelah gliserin nyaéta sanyawa kimia cair tanpa warna, tanpa bau, jeung kentel nu sok dipaké dina industri farmasi. Ieu sanyawa téh golongan alkohol gula, ku kituna karasa amis kalawan toksisitas asor. Gliserol ngandung tilu gugus hidroksil hidrofilik nu ngajadikeun ieu cairan leyur dina cai sarta boga watek higroskopik. Tegangan permukaanana 64,00 mN/m dina suhu 20°C , sedengkeun koéfisién suhuna -0.0598 mN/(m K).





Gliserol (modél 3D), némbongkeun atom-atomna jeung pasangan éléktron bébas nu dibeungkeut ku atom oksigén (kayas).
Nepi ka sababaraha waktu ka tukang, gliserol sintétis dijieun dina skala industri tina épiklorohidrin. Kusabab gliserol téh minangka tulang tonggong trigliserida, ieu sanyawaan bisa dihasilkeun tina saponifikasi atawa trans-ésterifikasi, misalna baé di industri sabun jeung biodisel.
Di industri biodisel, gliserol téh 10% produk lian tina produksina (tina trans-ésterifikasi minyak nabati). Hal ieu ngabalukarkeun ceuyahna gliserol atah di pasar, sahingga prosés épiklorohidrin jadi henteu ékonomis. Kiwari, produksi gliserol di AS nepi ka kira 350.000 ton per taun, sedengkeun di Éropa 600.000 ton per taun. Ka hareup, produksina bakal leuwih loba ku dilarapkeunana kawajiban ngaganti 5,75% suluh minyak bumi ku biosuluh (biofuel) di Éropa taun 2010[1].
http://su.wikipedia.org/wiki/Gliserol

o. Fenol

3.2. PROSEDUR KERJA
a. Sifat Fisik Hidrokarbon



- Masing-masing dimasukan dalam tabung reaksi
- + 10 tetes air\
- amati











- Masing-masing dimasukan dalam tabung reaksi
- + 10 tetes CCl4
- Kocok
- Amati

b. Reaksi KMnO4


- Masing-masing dimasukan dalam tabung berisi 2 ml etanol
- +2 tetes KMnO4 2%
- Biarkan beberapa menit
- Diamati





c. Benzena

- Masukan dalam tabung reaksi
- Didinginkan dibawah air kran
- + 1 ml lart. Benzena
- Dikocok


- Dituangkan dalam gelas kimia berisi air






d. Alkohol

 Perhatikan kelarutan
 + Beberapa tetes H2SO4 pekat
 +beberapa butir kalsium atau natrium dikromat
 Panaskan

 Catat bau yang terbentuk


 Dimasukan dalam tabung rx
 + beberapa tetes H2SO4 pekat
 Kocok
 Panaskan diatas penangas air ± menit
 Tuangkan dalam air
 diamati










 Dimasukan dalam tabung rx
 + kristal kalsium hidrogen sulfat
 Sebayak 2x gliserol
 panaskan




 Diamsukan dalam tabung reaksi
 + beberapa tetes amil alkohol sambil di aduk
 Amati kelarutan alkohol dalam air

 Dimasukan dalam tabung rx
 + Beberapa tetes H2SO4 pekat


 Ditaruh dalam air yang mendidih selama 10 menit
 Tuangkan kedalam geals kimia berisi air

Cata bau


e. fenol


 Dimasukan dalam tabung rx berisi air
 Kocok
 Amati kelarutannya
 biarkan


 Panaskan
 kocok


 Dibagi dua


+ larutan NaOH tetes demi tetes - Diencerkan
- dibagi dua


+ lart.FeCl3 - air brom


+HCl




f. Asam Kaboksilat
Asam Format


 Di + lart. NH4OH
 kocok sampai bau amoniak tercium
 didihkan 2-3menit
 dinginkan
 + lart. AgNO3


 dipanaskan








Asam Asetat


 + beberapa tetes as.asetat pekat
 +kalium permanganat secukupnya


Dipanaskan
amati


Uji Kelarutan

dimasukan dalam tabung rx
5 tetes senyawa yang kelarutannya akan diuji
Aduk
Diuji dengan H2SO4 dalam tabung rx





















BAB IV
HASIL DAN PENGAMATAN


4.1. HASIL DAN PENGAMATAN
A. Hidrokarbon
1. sifat fisik hidrokarbon

Contoh Kelarutan dalam
air n-heksana
Sikloheksana
Toluena tidak larut dalam air
tidak larut dalam air larut dalam CCl4
larut dalam CCl4

2. Reaksi dengan KMnO4
Contoh Kelarutan dalam
Bereaksi dalam 1 menit Tanda adanya reaksi
Sikloheksana

Toluena Ya (terjadi dalam 1 menit)
tidak Lenyapnya warna ungu menjadi coklat
Lenyapnya warna ungu menjadi coklat

Warna yang terbentuk dari ungu menjadi merah maron dan sedikit endapan

B. Benzena

1 ml HNO3 + 2ml H2SO4 yang terbentuk bahwa ternyata kedua senyawa tersebut saling melarut. Kemudian ditambahkan larutan benzena, dikocok betul-betul ternyata terbentuk minyak berwarna kuning mengendap pada dasar gelas piala. Dan apabila dilakukan penambahan benzena berlebih maka minyak kuning akan terapung diatas air.
C. Alkohol
1). Etanol +air yang terbentuk yaitu etanol dapat larut dalam air
2). – Etanol +Air + H2SO4 + Na2Cr2O7 terjadi perubahan warna yaitu warna hijau
- dipanaskan yang timbul gelembung-gelembung gas dan memiliki endapan hijau tua.
- dituang dalam air yang terjadi yaitu timbulnya bau yang menyengat.
3). 1 ml etanol (alkohol) + 1 ml CH3COOH (pekat) + H2SO4 (pekat). Terjadi saling arut dan setelah dipanaskan akan menimbulkan bau yang menyengat
4). Gliserol + air, tidak saling larut. Semakin banyak gliserol yang ditambahkan maka semakin sedikit kelarutannya
5). Amil Alkohol + Gliserol yang terbentuk bau yang sangat menyengat
6). Amil Alkohol + Air, terjadi sebagian alkohol larut dalam air
7). 1 ml CH3COOH + H2SO4 dimasukan dalam air mendidih yang terjadi yaitu timbulnya warna larutan yang menyengat.
D. Fenol
1. baunya sangat menyengat dan gambar stukturnya adalah sebagai berikut

2.Kelarutan fenol dalam air bersifat homogen, penambahan fenol mencapai 6 gram yang tetap larut dalam air, selanjutnya sudah tidak larut
3. ketika larutan ditambahkan asam mineral seperti HCl warna ungu akan menghilang menjadi warna kuning dan adanya endapan berwarna orange.

E. Asam Karboksilat
Asam format
1. Asam format tidak berbau, larut sempurna dalam air
2. Terdapat gelembung dan larutan menjadi keruh dan endapan berwarna-abu-abu
3. Warnanya dari merah muda menjadi coklat setelah dipanaskan menjadi bening
Asam asetat
1. Warna merah jambu setelah dipanaskan menjadi merah tua dan terbentuk gelembung.















Jenis Senyawa Senyawa H2O NaOH
2 M NaHCO3
jenuh HCl
1 M H2SO4
Alkohol

Aldehida


Asam Karboksilat

Keton
Etanol

Asetaldehida


Asam asetat


Aseton Larut sempurna
Tidak larut

Larut


Tidak larut Larut ada gas
Tidak larut ada gas
Tidak larut ada gas
Larut tak ada gas Larut

Tidak larut

Larut


Larut Tidak larut
Larut


Larut


Larut
Tidak larut
Larut


Larut


Tidak
F. uji kelarutan






4.2. Pembahasan

Pada percobaan dengan judul “pengenalan gugus fungsi” terdiri atas pengujian hidrogen, alkohol, fenol, asam karboksilat, benzena dan uji kelarutan. Pada eksperimen hidrokarbon kita akan menguji sifat fisik hidrokarbon, reaksi dengan KMnO4, perlakuan untuk uji fisik hidrokarbon di lakukan atas 4 kali uji yaitu yang pertama kita menambahakan 10 tetes air dalam sikloheksana hasil pengamatan menunjukkan tidak larut. Hal ini terjadi karena sikloheksana bersifat non polar sedangkan air bersifat polar. Perlakuan berikutnya kita menambahkan 10 tetes air dalam toluena, pada saat dilakukan pengamatan larutan ini tidak larut (tidak tercampur) ini karna toluena bersifat nonpolar sedangkan air bersifat polar. Pada perlakuan yang ketiga kita mencampurkan sikloheksana dengan n-heksana, keduanya dapat bercampur sempurna. Ini terjadi karna kedua senyawa tersebut adalah senyawa organik dan kedua-duanya bersifat non polar. Percoban berikutnya kita mencampurkan toluena dan n-heksana, yang terjadi keduanya dapat tercampur sempurna. Hal ini disebabkan pula kedua-duanya merupakan senyawa organik. Dan juga karena kedua senyawa tersebut bersifat non polar.
Untuk percoban reaksi dengan KMnO4 kita akan melakukan dua perlakuan yang pertama kita akan menambahkan 6 tetes sikloheksana + 2 ml etil alkohol + 2 tetes KMnO4 2 % dalam waktu satu menit belum mengalami perubahan warna (warna tetap merah) namun setelah lima menit larutan berubah menjadi coklat dan terbentuk endapan.
Sikloheksana dapat di gambarkan dengan beberapa konformasi terlipat, tetapi konformasi yang paling stabil adalah kolivormasi bentuk kurs: dalam konformasi ini semua ikatan karbon-karbon (C-C-C) mempunyai sudut 109,50 dan atom-atom hidrogen yang berdekatan ada dalam keadan goyang (staggered) untuk uji benzena dilakukan satu kali perlakuan yaitu kita menambahkan 1 ml HNO3 pekat dengan 2 ml H2SO4 pekat dan benzena yang dinginkan di bawa air keran yang kemudian dipanaskan. Pada saat di campurkan minyak kuning yang kental mengindap dan berbau khas setelah ditambahkan benzena berlebihan sebagian benzena mengapung di atas air. Setelah dipanaskan terbentuk padatan kecil-kecil.
Untuk alkohol perlakuan yang pertama kita mencampurkan etanol di tambahkan dengan air. Hasil pengamatan menujukan larutan ini bercampur sempurna karna keduanya bersifat polar.
Pada percoban berikutnya kita mecampurkan etanol, ditambahkan dengan air juga H2SO4 pekat kemudian ditambahkan natrium dikromat dan dipanaskan. Hasil pengamatan menujukan warna menjadi hijau tua, setelah dipanaskan terdapat gelombang-gelombang yang banyak dan memiliki endapan berwarna hijau tua serta memiliki endapan berwarna hijua tua, serta memiliki bau nenyengat.
Untuk perlakuanyang selanjutnya alkohol ditambahkan dengan CH3COOH pekat ditambahkan juga beberapa tetes H2SO4 pekat kemudian dikocok dan dipanaskan diatas pemanas kurang lebih 10 menit, kemudian tuang isinya kedalam air. Hasil pengamatan baunya sangat menyengatkan (Seperti balon gas).
Pada percobaan selanjutnya kita mencampurkan gliselor dengan air pada berbagai perbandingan pada saat diamati semkin banyak air ditambahkan, kekentalan gliserol semakin berkurang dan sebaliknya jika semakin sedikit air yagg ditambahkan maka kekentalan semkin berkurang. Pada perlakuan berikutnya kita memasukan gliselor dalam tabung reaksi ditambahkan kastal kalium hidrogen sulfat (dua kai oliserot) kemudian dipanaskan. Pada saat dipanaskan reaksinya sangat cepat dan terbentuk gelembong-gelembung dan baunya sangat menyengat hal ini tentunya tempelatur dapat mempengaruhi reaksi, semakin tinggi yang digunakan semakin cepat pulah hasil reaksi yang terbentuk.
Pada perlakuan yang berikutnya tabung reaksi yang berisi air di tambahkan beberapa tetes (setetes demi setetes) sambil diaduk betul-betul. Pada saat ditambakan setete dimi setets amil alkohol hanya sebagian saja yang larut. Percobaan selanjutnya kita menembahkan satu nil amil alkohol dalam 1 ml CH3COOH dalam tabung reaksi dan ditambahkan babarapa tetes H2SO4 paket. Campuran dimasukkan kedalam air yang mendidih selama 10 m. Setelah itu dituangkan gelas pialg yang berisi air. Hasil pengamatan baunya sangat menyengat.
Reaksi-reaksi yang terjadi pada alkohol dapat berubah pergantian hidrogen dalam gugus OH hidrogen dalam gugus alkohol dapat digantikan oloh logam aktif, gugus alkil dan gugus asam. Dapat juga pergantian oleh logam aktif disertai pembebasan hidrogen.
2CH 3OH + 2CH 3ON4 + H2.

Dapat juga reaksi olkohol adalah pergantian gugus alkil. Reaksi ini terjadi bilah alkohol diubah lebihdahulu menjadi garam alkoksi dan kemudian direaksikan dengan alkil halida.
Reaksi alkohol yang lain dapat berubah pergantian oleh gugus asam reaksi pergantian ini dapat berlangsung bilah alkohol direaksikan dengan asam, anhilida asam, atau klorida asam, dan semuanya menghasilkan ester. Misalnya:
C2H5OH + CH3COOH CH3COOC2H5 + H2O
Etanil asam asetat etil asetat
Reaksi alkohol dapat berubah pergantian gugus hidrogsil. Gugus OH alkohol dapat digantikan oleh atom halogen, bilah alkohol di reaksikan dengan fosfor halida (Px3 atau Px5)
Misalnya :
C2H5OH + CH3COOH CH3COOC2H5 + H2O
Reaksi pergantian juga serupa terjadi bila alkohol direaksikan dengan asam halogen (HX)
Misal :
C2H5OH + HBr C2H5Br + H2O

Untuk eksperimen tentang fenol dilakukan tiga kali perlakuan. Yang pertama kita mencatat bau yang khas dari fenol dan menuliskan strukturnya. Hasil pengamatan menunjukan bahwa fenol memiliki bau menyengat dengan rumus struktur sebagai berikut.





Kalau sepintas dilihat fenol mirip dengan alkohol sama-sama memiliki gugus hidroksil (OH) namun perbedaan yang pokok antara keduanya adalah bahwa gugus OH pada fenol terikat langsung pada cincin aromatik sedangkan pada alkohol terikat pada rantai alifatik.
Pada perlakuan yang kedua praktikan memasukan 2 mL air dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan sedikit kristal fenol, pada setiap penambahan dikocok kemudian dipanaskan. Hasil pengamatan menunjukan pada saat telah jenuh penambahan fenol selanjutnya akan memisah dan mengapung. Pada saat dipanaskan campuran akan menjadi larut yang serba sama (homogen) kemudian campuran dibagi menjadi dua.
Sebagaian dari larutan diatas diencerkan sampai lapisan fenol melarut semua. Larutan ini kemudian dibagi lagi menjadi dua bagaian, pada bagaian yang satu ditambahkan larutan FeCl3. pada saat diamati terbentuk warna ungu dari larutan yang merupakan warna khas dari larutan tersebut.
Kemudian hasl dari larutan diatas ditambahkan dengan HCl, setelah diamati warna ungu yang dihasilakan menghilang dan menjadi warna kuning dan adanya endapan warna orange.
Anggota golongan fenol yang sederhana merupakan zat padat denagn titik leleh rendah. Karena adanya ikatan hidrogen diantara molekul-molekulnya, maka titik didih cairanya tinggi. Fenol sedikit larut dalam air ( 9gr/100gr air).
Asam format tidak berbau, larut sempurna dalam air dan terdapat gelembung dan larutan menjadi keruh dan endapan berwarna-abu-abu warnanya dari merah muda menjadi coklat setelah dipanaskan menjadi bening karena terjadinya penguapan sehingga terjadinya pemutusan ikatan. Hal ini akan mengakibatkan perubahan baik dari segi kimia yaitu ditinjau dari strukturnya maupun dari segi fisik terjadinya perubahan warna menjadi bening.
Pada uji kelarutan dimana dalam hal ini dilakukan 6 kali perlakuan yaitu yang pertama mencampurkan antara heksana dan asam format dengan hasilnya tidak melarut ini juga terjadi pada pencampurkan heksana dengan asam asetat. Hal ini disebabkan karena heksana bersifar non polar sedangkan asam format dan asam asetat bersifat polar. Kemudian selanjutnya mencampurkan air dengan asam format hasilnya melarut sempurna sedangkan ketika dilarutkan dengan asam asetat hanya larut sebagian hal ini dikarenakan semakin panjang rumus struktur dari asam asetat walaupun keduanya bersifat polar. Selanjutnya campuran etanol dengan asam format melarut sempurna bahkan ketika dilarutkan dengan asam asetat juga larut sempurna hal ini senada dengan sifat kelarutannya.
Pada percobaan/perlakuan selanjutnya etil asetat dilarutkan dalam asam format yang terjadi keduanya tidak melarut demikian juga ketika dilarutkan dalam asam asetat. Selanjutnya n-heksan ketika dilarutkan dalam asam format larut sempurna sedangkan ketika dilarutkan dalam asam asetat tidak dapat larut. Kemudian perlakuan yang terakhir kloroform dicampurkan dengan asam format hasiln ya kloroform tidak larut demikian halnya ketika dilarutkan dengan asam asetat.
Dari pengamatan di atas dapat dikatakan bahwa sifat kelarutan senyawa organik dalam suatu pelarut tertentu bergantung kepada dua zat yang akan dilarutkan dalam artian bahwa senyawa yang memiliki sifat yang sama dalam kepolarannya cenderung akan dapat melarut. Jadi senyawa polar larut dalam senyawa yang polar dan senyawa yang nonpolar akan larut juga dalam senyawa yang nonpolar.

































BAB V
PENUTUP


5.1. Kesimpulan
Dari beberapa percobaan yang dilakukan diperoleh beberapa kesimpulan antara lain:
 Hidrokarbon adalah sentyawa organik yang hanya terdiri dari unsur karbon (C), dab Hidrogen (H). Sumber utama hidrokarbon adalah minyak bumi dan dan gas alam serta batu bara
 Hidrokarbon dibagi atas hidrokarbon Alifatik yang terdiri atas alkana alkena dan alkuna. Dan hidrokarbon alisiklik yang terdiri atas sikloalkana dan sikloalkena serta hidrokarbon Aromatik yang terdiri atas benzena dan tirunannya.
 Alkohol merupakan suatu nama dari senyawa organik yang tersusun ats unsur C, H dan O dengan struktur yang khas yang ditandai adanya gugus hidroksil sebagai gugus fungsi alkohol.
 Fenol merupaka senyawa organik yang memiliki rumus umum Ar-OH dengan ketentuan bahwa Ar merupakan gugus aril. Fenol memiliki rumus struktur :



 Asam karboksilat merupakan asam lemah, karena itu reaksunya dalam air hanya terionisasi sebagaian. Dalam asam karboksilat terdapat gugus karboksil




 Benzena merupakan suatu nama golongan senyawa organik yang memiliki rumus molekul C6H6 struktur benzena dilukiskan menurut kekule (1873) sebagai cincin beranggato 6 (heksagon) yang mengandung ikatan unggal dan rangkap yang berselang seling. Rumus sruktur benzena.




 Sifat kelarutan senyawa dalam suatu pelarut tertentu bergantung pada sifat kepolaran kedua zat yang bersangkutan. Senyawa yang polar aka larut dalam senyawa polar, sedangkan senyawa nonpolar akan larut dalak senyawa nonpolar.

5.2. KEMUNGKINAN KESALAHAN

1. Kurang praktikan dalam merangkai alat, sehingga mengakibatkan kesalahan pada percobaan.
2. kurang telitinya praktikan dalam mengamati timbulnya gas ketika dilarutkan.
3. Kesalahan dalam mencampur larutan (takaran masing - masing)
4. Kesalahan dalam mengamati kelarutan dari senyawa (sampel).
5. Kesalahan dalam membedakan aroma dari setiap sampel yang diberikan.






























DAFTAR PUSTAKA

Team Teaching Kimia Anorganik. 2008. Modul Praktikum. Gorontalo:UNG
Fessenden & Fessenden, 1982. Kimia Organik Edisi ketiga jilid 1 dan 2. jakarta : Erlangga.
Drs Parlan M.Si 2003. Kimia Organik I. Malang JICA
http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrokarbon
http://id.wikipedia.org/wiki/Fenol
http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_alkanoat
http://su.wikipedia.org/wiki/Gliserol
Team Teaching. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. 2010. FMIPA : UNG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar