Selasa, 16 November 2010

ALKOHOL

BAB I
PENDAHULUAN



1.1. LATAR BELAKANG
Pengantar
Dalam kimia organik, istilah alkohol merupakan nama suatu golongan senyawa organik yang tersusun dari unsur-unsur C, H, dan O dengan struktur yang khas. Bila ditinjau dari kemanfaatannya dalam sintesis senyawa organik, alkohol mempunyai pperanan penting. Hal ini karena dari alkohol dapat dibuat menjadi berbagai senyawa organik yang termasuk golongan lain, misalnya alkil halida, aldehida, keton, dan aswam karboksilat. Disamping sebagai bahan dasar dalam sintesis, alkohol sering kali digunakan sebagai pelarut untuk melangsungkan sejumlah reaksi organik. Dalam kehidupan sehari-hari, ada beberapa anggota golongan alkohol yang memiliki keglunaan khusus, misalnya : metanol digunakan sebagai bahan anti pembekuan, etanol digunakan sebagai sumber panas karena mempunyai nyala yang jernih dan panas, dan lauril alkhol digunakan dalam pembuatan deterjen.
Disamping manfaatnya yang cukup banyak, alkohol juga mempunyai struktur yang cukup beragam yang semuanya ditandai oleh adanya gugus –OH P(hidroksil) sebagai gugus fungsi golongan alkohol. Dalam reaksi-reaksinya alkohol memperlihatkan dua sifat yangberlawanan, yaitu dapat menerima proton dan juga dapat melepaskan proton. Kedua sifat ini dapat diamati dalam sejumlah reakksi yang terjadi pada alkohol.

Struktur alkohol
Rumus umum golongan alkohol monohidroksi adalah ROH, dengan ketentuan bahwa R dapat berupa gugus alkil, gugus lakil tidak jenuh, gugus lakil tersubstitusi, dan mungkin pula rantai sikliok. Disamping itu dikenal pulla golongan alcohol yang mengandung lebih dari satu gugus –OH. Keragaman struktur alcohol dapat dilihat dari contoh-contoh berikut ini :

CH3CH2CH2OH
CH2=CHCH2OH
Klasifikasi
Gugus fungsi golongan alcohol adalah gugus –OH (hidroksil) dan gugus inilah yang menetukan sifat-sifat khasnya. Keragaman struktur rantai atom karbon yang mengikat gugus –OH tersebut menyebabkan sifat-sifatnya beragam pula.
Jika didasarkan atas jenis atom karbon yang mengikat gugus –OH, golongan alcohol dapat dikelompokkan menjadi : (1) alkoho promer, yaitu dengan gugus –OH yang terikat pada atom C primer, (2) alcohol sekunder, dengan gugus –OH yang terikat pada atom C sekunder, dan (3) alcohol tersier, dengan gugus –OH terikat pada atom C tersier. Contoh masing-masing kelompok tersebut adalah :

CH3CH2OH alcohol primer
CH3CHCH3 alkohol sekunder
OH
CH3
H3C-C-OH alcohol tersier
CH3

Bila ditinjau dari jumlah gugus –OH yang terdapat dalam masing-masing strukturnya, golongan alcohol dapat dibedakan menjadi alkhol monohidroksi (yang mempunyai satu gugus –OH), alcohol dihidroksi (yang mempunyai dua gugus –OH), dan seterusnya. Contoh-contoh alcohol untuk cara klasifikasi ini adalah :

CH3CH2CH2OH alcohol monohidroksi
CH2CH2 alkohol dihidroksi
OH OH
CH2-CH-CH2 alkhol trihidroksi
OH OH OH

Perlu diketahui bahwa apabila dalam suatu rumus struktur senyawa terdapat gugus –OH yang langsung terikat pada cincin aromatic, maka senyawa tersebut bukan termasuk golongan alcohol, melainkan golongan fenol.
Sifat-sifat fisika alkohol
Secara sktruktural, suatu alcohol merupakan gabungan dari alkana dan air.
R-H H-OH R-OH
Alkana air alcohol

Dalam rumus alcohol terdapat gugus R- yang berisfat lipofilik dan gugus –OH yang bersifat hidrofillik. Adanya kedua unit struktur tersebut menentukan sifat-sifat fisika lakohol.
Gugus –OH sangat polar dan dapat membentuk ikatan hydrogen dengan sesama molekul alkohol maupun dengan molekul netral yang lain serta dengan anion. Masing-masing ikatan hydrogen tersebut digambarkan sebagai berikut :

R-O H-O R-O H-O A H-O
H R H H H
dengan alkhol dengan air dengan anion

sifat-sifat fisika golongan alcohol secara umum adalah :
1. Alkoho monohidroksi suku rendah (1 sampai dengan 4 atom C) berupa cairan yang tidak berwarna dan dapat larut dalam air dengan segala perbandingan. Kelarutan alcohol dalam air makin rendah bila rantai hidrokarbonnya makin panjang.
2. Makin tinggi berat molekul alcohol, makin tinggi pula titik didih dan viskositasnya (kekentalannya).
3. Alcohol yang menganndung 12 atau lebih atom C berupa zat padat yang tidak berwarna.
4. Alcohol-alkohol suku rendah tidak mempunyai rasa tetapi memberikan kesan panas dalam mulut (burning taste).


1.2. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengetahui sifat fisik dari beberapa senyawa alkohol, diantaranya untuk mengetahui perbedaan titik didih, perbedaan viskositas, perbedaan bau dan perbedaan kelarutan
2. Menentukan struktur alkohol primer, sekunder, dan tersier berdasarkan reaktivitasnya terhadap beberapa pereaksi.


























BAB II
KAJIAN TEORI


2.1. TEORI SINGKAT
Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol; dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi.
Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain.
Alkohol adalah turunan hidrokarbon yang satu atau lebih atom H-nya diganti dengan gugus hidroksil. Alkohol dibagi atas 3 golongan, yaitu alkohol primer, sekunder, dan tersier.
Dalam peristilahan umum, "alkohol" biasanya adalah etanol atau grain alcohol. Etanol dapat dibuat dari fermentasi buah atau gandum dengan ragi. Etanol sangat umum digunakan, dan telah dibuat oleh manusia selama ribuan tahun. Etanol adalah salah satu obat rekreasi (obat yang digunakan untuk bersenang-senang) yang paling tua dan paling banyak digunakan di dunia. Dengan meminum alkohol cukup banyak, orang bisa mabuk. Semua alkohol bersifat toksik (beracun), tetapi etanol tidak terlalu beracun karena tubuh dapat menguraikannya dengan cepat.
Alkohol digunakan secara luas dalam industri dan sains sebagai pereaksi, pelarut, dan bahan bakar. Ada lagi alkohol yang digunakan secara bebas, yaitu yangdikenal di masyarakat sebagai spirtus. Awalnya alkohol digunakan secara b ebas sebagai bahan bakar. Namun untuk mencegah penyalahgunaannya untuk makanan atau minuman, maka alkohol tersebut didenaturasi. denaturated alcohol disebut juga methylated spirit, karena itulah maka alkohol tersebut dikenal dengan nama spirtus.


Struktur
Gugus fungsional alkohol adalah gugus hidroksil yang terikat pada karbon hibridisasi sp3. Ada tiga jenis utama alkohol - 'primer', 'sekunder, dan 'tersier'. Nama-nama ini merujuk pada jumlah karbon yang terikat pada karbon C-OH. Etanol dan metanol (gambar di bawah) adalah alkohol primer. Alkohol sekunder yang paling sederhana adalah propan-2-ol, dan alkohol tersier sederhana adalah 2-metilpropan-2-ol.

Alkohol umum
 Isopropil Alkohol (sec-propil alcohol, propan-2-ol, 2-propanol) H3C- CH(OH) CH3, atau alkohol gosok
 Etilena Glikol (etana-1,2-diol) HO-CH2-CH2-OH, yang merupakan komponen utama dalam antifreeze
 Gliserin (atau gliserol, propana-1,2,3-triol) HO-CH2-CH(OH)-CH2-OH yang terikat dalam minyak dan lemak alami, yaitu trigliserida (triasilgliserol)
 Fenol adalah alkohol yang gugus hidroksilnya terikat pada cincin benzena
Alkohol digunakan secara luas dalam industri dan sains sebagai pereaksi, pelarut, dan bahan bakar. Ada lagi alkohol yang digunakan secara bebas, yaitu yang dikenal di masyarakat sebagai spirtus. Awalnya alkohol digunakan secara bebas sebagai bahan bakar. Namun untuk mencegah penyalahgunaannya untuk makanan atau minuman, maka alkohol tersebut didenaturasi. denaturated alcohol disebut juga methylated spirit, karena itulah maka alkohol tersebut dikenal dengan nama spirtus.
Nama umum biasanya dibentuk dengan mengambil nama gugus alkil, lalu menambahkan kata "alkohol". Contohnya, "metil alkohol" atau "etil alkohol” sedangkan Nama IUPAC dibentuk dengan mengambil nama rantai alkananya, menghapus "a" terakhir, dan menambah "ol". Contohnya, "metanol" dan "etanol".

Turunan Alkohol
Metanol atau metil alkohol (CH3OH) ditemukan tahun 1661 oleh Robert Boyle diantara senyawaan yang terbentuk pada penyulingan kering kayu. Metanol murni berupa cairan tidak berwarna, baunya menyerupai alkohol dan rasanya tajam. Larut dalam air dan pelarut organik. Bila dibakar nyalanya tidak bercahaya dan kebiru-biruan. Metanol sangat beracun, bila diminum selain dapat memabukkan juga dapat mengakibatkan kebutaan.Dahulu metanol terdapat pada penyulingan kering kayu.
Bila kayu dipanaskan dalam retor dari besi pada suhu 300'C, maka dalam retor itu tinggal arang kayu, sedangkan sulingan selain dari CO terdiri dari 2 fasa cair yang tidak dapat bercampur. Metanol tidak murni sering disebut spiritus-kayu (wood spirit).Metanol digunakan sebagai pelarut, untuk membuat pernis, industri zat warna, sebagai bahan untuk membuat metanal, sebagai tambahan pada bensin, dan untuk mengawasifatkan etanol. Etanol atau etilalkohol (C2H5OH) telah lama diketahui manusia, berkat pembentukannya pada peragian buah yang mengandung sakar.Etanol adalah cairan jernih yang larut dalam air dan berbau khas, nyalanya berwarna biru. Etanol banyak dibuat dengan peragian sakar, misalnya glukosa.
Etanol digunakan di lab dan dalam teknik sebagai pelarut, untuk membuat senyawaan organik, untuk membuat karet sintesis, sebagai bahan bakar, untuk membuat cuka, chloroform, iodoform, dan untuk campuran minuman. Karena minuman beralkohol dikenakan cukai tinggi, maka alkohol teknik selalu diawasifatkan (didenaturasi), yaitu ditambahi metanol yang beracun dan piridin yang baunya busuk serta suatu zat warna, supaya tidak dapat diminum lagi.

Sifat Fisik Alkohol
Alkohol merupakan zat tidak berwarna. Alkohol suku rendah (sampai C3) adalah cairan encer yang dapat tercampur dengan air dalam segala perbandingan. Alkohol suku sedang menyerupai minyak. Semakin panjang rantai atom C semakin rendah kelarutannya dalam air. Senyawaan C12 dan lebih tinggi berupa padatan yang tidak larut. Makin panjang rantai C makin tinggi titik cair dan titik didih. Gugus hidroksil mengakibatkan alkohol bersifat polar.

Viskositas
Viskositas adalah suatu pernyataan “ tahanan untuk mengalir” dari suatu system yang mendapatkan suatu tekanan. Makin kental suatu cairan, makin besar gaya yang dibutuhkan untuk membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu. Viskositas dispersi kolodial dipengaruhi oleh bentuk partikel dari fase dispers. Koloid-koloid berbentuk bola membentuk sistem dispersi dengan viskositas rendah, sedang sistem dispersi yang mengandung koloid-koloid linier viskositasnya lebih tinggi. Hubungan antara bentuk dan viskositas merupakan refleksi derajat solvasi dari partikel.( Moechtar,1990)
Bila viskositas gas meningkat dengan naiknya temperatur, maka viskositas cairan justru akan menurun jika temeratur dinaikan. Fluiditas dari suatu cairan yang merupakan kebalikan dari viskositas akan meningkat dengan makin tingginya temperatur.( Martin,1993 ).
Cara menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat yang dinamakan viskometer. Ada beberapa tipe viskometer yang biasa digunakan antara lain :

a. Viskometer kapiler / Ostwald
Viskositas dari cairan newton bisa ditentukan dengan mengukur waktu yandibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika ia mengalir karena gravitasi melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui ( biasanya air ) untuk lewat 2 tanda tersebut.( Moechtar,1990 )

b. Viskometer Hoppler.
Berdasrkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat – gaya archimides. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola ( yang terbuat dari kaca ) melalui tabung gelas yang hampir tikal berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel. ( Moechtar,1990 )

c. Viskometer Cup dan Bob.
Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antara dinding luar dari bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah. Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi disepanjang keliling bagian tube sehingga menyebabkan penueunan konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini menyebabkab bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebt aliran sumbat. ( Moechtar,1990 )

d. Viskometer Cone dan Plate.
Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan, kemudian dinaikkan hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan bermacam kecapatan dan sampelnya digeser didalam ruang semit antara papan yang diam dan kemudian kerucut yang berputar. ( Moechtar,1990 )

2.2. KARAKTERISTIK BAHAN YANG DIGUNAKAN
Metanol
Metanol adalah salah satu senyawa hidrokarbon dari golongan alkohol (CnH2n+2O) dengan gugus alkil hidroksil (-OH). Alkohol memiliki keisomeran fungsi dengan eter. Rumus umum methanol adalah CH4O atau sering ditulis CH3-OH.
Manfaat methanol :
 Sebagai bahan bakar
Methanol adalah bahan bakar yang ramah lingkungan, pembakaran methanol menghasilkan karbon dioksida dan air. CH3OH + O2 --> CO2 + H2O. Jika dibandingkan dengan bensin, yang biasanya ditambah zat antiketuk untuk menambah nilai oktan. Salah satu zat antiketuk yang digunakan untuk menambah nilai oktan bensin adalah TEL (Tetra Ethyl Lead). Lead = Timbal / Pumblum (Pb) tidak bereaksi dengan oksigen sehingga emisi pembakaran kendaraan yang menggunakan bensin ber-TEL adalah timbal (Pb), dan effect dari timbal adalah kerusakan permanen pada otak bagi orang yang menghirupnya. Makanya sekarang TEL dilarang penggunaannya dan diganti dengan bensin super TT (Tanpa Timbal). Pada bensin super TT MTBE (Methyl Tertiary Buthyl Ether).
 Sebagai bahan dasar formalin (formaldehid / aldehid)
Methanol merupakan alkohol primer karena gugus -OH terikat pada Carbon (C) primer. C Primer adalah C yang mengikat satu atom C lain. Alkohol primer jika dioksidasi akan menjadi formalin CH2O. Formalin adalah zat yang digunakan untuk mengawetkan mayat yang digunakan oleh penduduk Mesir kuno untuk membuat mumi. Belakangan banyak yang menyalahgunakan formalin sebagai bahan pengawet makanan pengganti asam benzoat.
 Sebagai bahan utama zat antiseptic
Methanol digunakan untuk membuat zat antiseptic untuk obat luka luar.
 Sebagai zat antibeku
Di negara yang bermusim dingin, methanol digunakan sebagai zat antibeku / antifreeze pada radiator mobil. Pada musim dingin jika cairan yang digunakan pada radiator adalah air, maka air tersebut akan membeku dan berdampak pada kerusakan mesin. Untuk mengatasinya digunakan methanol.
 Bahan utama plastik
Methanol dapat membentuk polimer dan digunakan untuk membuat plastik
 Bahan peledak
Salah satu peledak/bom yang terkenal dan paling mudah pembuatannya adalah TNT (Tri Nitro Toluena), yakni salah satu golongan benzena yang memiliki gugus -CH3 dan -NO2. Salah satu bahan utama TNT adalah methanol.
Etanol
Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman beralkohol dan termometer modern. Etanol adalah salah satu obat rekreasi yang paling tua.
Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH dan rumus empiris C2H6O. Ia merupakan isomer konstitusional dari dimetil eter. Etanol sering disingkat menjadi EtOH, dengan "Et" merupakan singkatan dari gugus etil (C2H5).
Fermentasi gula menjadi etanol merupakan salah satu reaksi organik paling awal yang pernah dilakukan manusia. Efek dari konsumsi etanol yang memabukkan juga telah diketahui sejak dulu. Pada zaman modern, etanol yang ditujukan untuk kegunaan industri dihasilkan dari produk sampingan pengilangan minyak bumi.
Etanol banyak digunakan sebagai pelarut berbagai bahan-bahan kimia yang ditujukan untuk konsumsi dan kegunaan manusia. Contohnya adalah pada parfum, perasa, pewarna makanan, dan obat-obatan. Dalam kimia, etanol adalah pelarut yang penting sekaligus sebagai stok umpan untuk sintesis senyawa kimia lainnya. Dalam sejarahnya etanol telah lama digunakan sebagai bahan bakar.
Etanol telah digunakan manusia sejak zaman prasejarah sebagai bahan pemabuk dalam minuman beralkohol. Residu yang ditemukan pada peninggalan keramik yang berumur 9000 tahun dari Cina bagian utara menunjukkan bahwa minuman beralkohol telah digunakan oleh manusia prasejarah dari masa Neolitik.
Etanol dan alkohol membentuk larutan azeotrop. Karena itu pemurnian etanol yang mengandung air dengan cara penyulingan biasa hanya mampu menghasilkan etanol dengan kemurnian 96%. Etanol murni (absolut) dihasilkan pertama kali pada tahun 1796 oleh Johan Tobias Lowitz yaitu dengan cara menyaring alkohol hasil distilasi melalui arang.
Lavoisier menggambarkan bahwa etanol adalah senyawa yang terbentuk dari karbon, hidrogen dan oksigen. Pada tahun 1808 Saussure berhasil menentukan rumus kimia etanol. Lima puluh tahun kemudian (1858), Couper mempublikasikan rumus kimia etanol. Dengan demikian etanol adalah salah satu senyawa kimia yang pertama kali ditemukan rumus kimianya. Etanol pertama kali dibuat secara sintetik pada tahun 1826 secara terpisah oleh Henry Hennel dari Britania Raya dan S.G. Sérullas dari Perancis. Pada tahun 1828, Michael Faraday berhasil membuat etanol dari hidrasi etilena yang dikatalisis oleh asam. Proses ini mirip dengan proses sintesis etanol industri modern.
Etanol telah digunakan sebagai bahan bakar lampu di Amerika Serikat sejak tahun 1840, namun pajak yang dikenakan pada alkohol industri semasa Perang Saudara Amerika membuat penggunaannya tidak ekonomis. Pajak ini dihapuskan pada tahun 1906, dan sejak tahun 1908 otomobil Ford Model T telah dapat dijalankan menggunakan etanol. Namun, dengan adanya pelarangan minuman beralkohol pada tahun 1920, para penjual bahan bakar etanol dituduh berkomplot dengan penghasil minuman alkohol ilegal, dan bahan bakar etanol kemudian ditinggalkan penggunaannya sampai dengan akhir abad ke-20.
Sifat-sifat fisika etanol utamanya dipengaruhi oleh keberadaan gugus hidroksil dan pendeknya rantai karbon etanol. Gugus hidroksil dapat berpartisipasi ke dalam ikatan hidrogen, sehingga membuatnya cair dan lebih sulit menguap dari pada senyawa organik lainnya dengan massa molekul yang sama.
Etanol adalah pelarut yang serbaguna, larut dalam air dan pelarut organik lainnya, meliputi asam asetat, aseton, benzena, karbon tetraklorida, kloroform, dietil eter, etilena glikol, gliserol, nitrometana, piridina, dan toluena. Ia juga larut dalam hidrokarbon alifatik yang ringan, seperti pentana dan heksana, dan juga larut dalam senyawa klorida alifatik seperti trikloroetana dan tetrakloroetilena.
Campuran etanol-air memiliki volume yang lebih kecil daripada jumlah kedua cairan tersebut secara terpisah. Campuran etanal dan air dengan volume yang sama akan menghasilkan campuran yang volumenya hanya 1,92 kali jumlah volume awal. Pencampuran etanol dan air bersifat eksotermik dengan energi sekitar 777 J/mol dibebaskan pada 298 K.
Gliserol
Gliserol (bahasa Inggris: glycerol, glycerin, glycerine) adalah senyawa organik dengan hidroksil yang bersifat hidrofilik dan higroskopik. Gliserol merupakan komponen yang menyusun berbagai macam lipid, termasuk trigliserida. Gliserol terasa manis saat dikecap, namun bersifat toksin.
Gliserol dapat diperoleh dari proses saponifikasi dari lemak hewan, transesterifikasi pembuatan bahan bakar biodiesel dan proses epiklorohidrin[1] serta proses pengolahan minyak goreng.
Air
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars, serta pada bulan-bulan Europa dan Enceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik. Indonesia telah memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya air sejak tahun 2004, yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.





BAB III
METODE

3.1. ALAT DAN BAHAN

1. alat alat yang digunakan








2. Bahan – bahan yang digunakan

a. Air ( H2O)
Air adalah zat kimia yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi,[1][2][3] tetapi tidak di planet lain.[4] Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi.[5] Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es.
Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars, serta pada bulan-bulan Europa dan Enceladus.
Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut.[6] Pengaturan air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik.[7]

b. Etanol
Etanol asli ialah cairan jernih yang mudah terbakar dengan titik didih pada 78.5°C dan titik beku pada - 114.5°C, BM 46,07. Etanol digunakan sebagai bahan anti-beku dan mempunyai bau vodka. Ketumpatan etanol ialah 789 g/l, yaitu kurang 20% daripada ketumpatan air. Etanol mudah larut dalam air, praktis bercampur dengan semua pelarut organik dan merupakan pelarut yang baik untuk pewangi, cat, dan tinktur. Ini membolehkan perisa ditambah ke dalam etanol semasa proses pembaruan (brewing). Etanol boleh digunakan sebagai pembasmi kuman (70% hingga 85% etanol). Larutan tersebut boleh membunuh organisme dengan cara mengubah protein dan melarut lipid, dan menghalang kebanyakan bakteria, fungi, dan setengah virus. Namun, etanol tidak efektif terhadap spora bakteria. Disebabkan sifat ini, etanol boleh disimpan untuk tempo masa yang sangat lama (sebagai minuman alkohol).
Etanol merupakan asid lemah, lebih lemah daripada air dan membentuk ion etanoat (C2H5O)S
c. t – butanol
d. Gliserol
e. Etilena Glikol
f. n – Butanol
g. Methanol










3.2. PROSEDUR KERJA

1. Titik didih


- Membasahi dengan menggunakan , etanol, dan n-butanol dengan jalan memiringkan botol.
- Menggoreskan kapas-kapas yang telah basah pada permukaan kaca, goresannya harus sama luasnya,
- Mengamati manakah yang lebih dulu mengering, etanol atau n-butanol
- Mengulangi percobaan Dengan menggunakan n-butanol dengan t-butanol













2. Kelarutan Dalam Air


- Dimasukan 10 tetes kedalam tabung reaksi.
- Dimasukan tetes demi tetes secara perlahan-lahan, tapi sebelumnya dibilas dengan senyawa alkohol yang diujikan
- Diamati kelarutannya
- Penambahan dihentikan apabila terdapat emulsi atau kekeruhan
- Menghitung berapa tetes senyawa alkohol yang ditambahkan
- Dilakukan lagi dengan menggunakan etanol, n-butanol, pentanol, s-butanol, t-butanol dan gliserol

]

3. Uji Bau


- Dibuka
- Di baui dengan cara menepiskan upanya dai mulut botol kearah hidung
(dilarang mencium langsung dari botol)
- Melakukan uji bau pada metanol, etanol, n-butanol, s-butanol, t-butanol, pentanol, etilena glikol dan gliserol
-
4. Kecepatan reaksi dengan HCl (uji Luccas)


- Memipet 3 ml masing-masing kedalam tabung reaksi
- Menambahkan 10 ml pereaksi lucas pada masing-masing tabung reaksi
- Mengamati perubahan masing-masing tabung reaksi dalam 5 detik, 30 detik , 45 detik dan 60 detik


5. Oksidasi Alkohol Dengan Senyawa Dikromat


- Melarutkan 5 gr dalam 50 ml yang mengandung 5 ml asam sulfat pekat
- Memasukkan dalam tabung reaksi masing-masing 10 ml
- Menambahkan 2 ml n-butil alkohol, sec-butil alkohol, ter-butil alkohol dan senyawa anu secara berturut-turut pada tabung teaksi
- Mengamati perubahan yang terjadi pada masing-masing tabung reaksi setelah 10 detik, 20 detik,30 detik, 45 detik dan 60 detik



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. TITIK DIDIH
Senyawa alkohol Penguapan cepat atau lambat Kesimpulan
1. Etanol

n-butanol Cepat

Lambat Titik didh n-butanol lebih besar daripada titik didih etanol
2. n-butanol

tert-butil alkohol Lambat

Cepat Titik didh n-butanol lebih besar daripada titik didih etanol

4.2. Kelarutan Dalam Air
Senyawa alkohol Nisbah air : alkohol kesimpulan
Etanol 10 : 15 larut
n-butanol 10 : 6 Tak larut
Tert-butanol 10 : 20 Larut
gliserol 10 : 10 Larut

4.3. Uji bau
Senyawa alkohol Bau/Harum Kegunaan
Etanol enak Digunakan pada parfum dan kosmetik
n-butanol Tidak enak Sebagai bahan bakar otomotif
Etilena glikol Enak Sebagai pengawet untuk hewan koleksi
Tert-butanol Tidak ada bau Sebagai pengawet
gliserol Enak Untuk pembuat Parfum
Senyawa alkohol yang memilki aroma :
Paling enak adalah etanol dan gliserol
Paling tidak enak adalah n-butanol dan tert-butanol

4.4. Kecepatan Reaksi Dengan HCl (Uji Lucas)
Perubahan warna pada menit ke Perubahan warna
n-butil Tert-butil etanol
5 Larutan keruh Larutan keruh Larutan menjadi keruh
15 Agak bening Agak bening Agak bening


4.5. Oksidasi Alkohol Dengan Senyawa Dikromat
Perubahan warna pada detik ke Perubahan warna pada alkohol
n-butil Tert-butil etanol
5 hitam Kuning (lapisan I) Hijau dan hitam
15 hitam Hitam Hijau dan hitam
30 hitam Hitam (lapisan II) hitam
45 hitam hitam hitam
60 hitam hitam hitam


Kesimpulan:
• N-butil alkohol lebih cepat dioksidasi aleh Na-dikromat daripada tert-butil alkohol dan senyawa anu (etanol)
• Reaksi oksidasi n-butil alkohol
O
CH 3 – CH2 – CH2 – CH2 – OH oksidasi CH 3 – CH2 – CH2 – C – H + H2
Na2Cr2O7


• Reaksi oksidasi tert-butil alkohol
OH
oksidasi
CH3 – C – CH3 CH3 – CH3 – COOH
Na2Cr2O7
CH3
4.1. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini “alkohol” praktikkan melakukan lima eksperimen yaitu titik didih, kelarutan dalam air, uji bau, dan kecepatan reaksi dengan HCl (uji Luccas).
a. Titik didih
Menyediakan kapas yang dibulatkan, besarnya bulatan tersebut di sesuaikan dengan mulut botol senyawa alkohol kemudian basahi masing-masing kapas dengan menggunakan senyawa alkohol, etanol, n-butanol,dengan jalan memiringkan botol dan goreskan kapas-kapas yang telah basah tersebut pada permukaan kaca, goresannya harus sama luasnya. Kemudian amati manakah yang lebih dahulu mengering, etanol atau n butanol. Ternyata etanol lebih cepat mengering bila dibandingkan dengan n-butanol. Hal ini disebabkan karena etanol yang mempunyai rantai atom pendek bila dibandingkan dengan n-butanol. Sehingga apabila diuapkan diudara antara etanol dan n-butanol maka etanol yang lebih menguap. Perlakuan yang sama juga dilakukan pada n – butanol dan t – Butanol dan setelah diamati t – butanol lebih menguap dahulu dari pada n – butanol, dengan demikian n – butanol memili titik didih lebih tinggi daripada t – Butanol.

b. Kelarutan Dalam Air
Memasukan 10 tetes air kedalam tabung reaksi kecil yang bersih dan kering. Kemudian dengan menggunakan pipet tetes yang sama yang sebelumnya harus dibilas terlebih dahulu dengan senyawa alkohol yang akan diujikan. Kemudian mengamati bagaimana kelarutannya. Dan apabila terdapat kekeruhan atau emulsi, maka penambahan harus dihentikan. Kemudian menghitung beberapa tetes senyawa alkohol yang ditambahkan tadi. Dan hasilnya n-butanol memiliki kelarutan yang besar dimana hanya beberapa tetes air n-butanol tersebut telah keruh (7 tetes) dan Etanol memiliki kelarutan yang kecil karena walaupun telah banyak ditetesi air tetapi tidak terjadi perubahan dan Tertier butanol memiliki kelarutan yang besar karena hanya dengan 5 tetes telah terjadi kekeruhan Sedangkan gliserol memiliki kelarutan yang kecil karena untuk mencapai kekeruhan harus ditetesi 20 tetes air. Jadi dapat disimpulkan bahwa suatu senyawa yang mempunyai rantai atom terpanjang maka sifat kelarutannya juga semakin besar.

c. Uji bau
Yang pertama dilakukan adalah dengan membuka tutup botol yang berisi zat, kemudian segera baui dengan cara menapiskan uapnya dari mulut botol kearah hidung. Kemudian melakukan uji bau ini pada senyawa alkohol, metanol, etanol, Etilen glikol, Butanol, Tertier butanol dan Gliserol. Dimana diperoleh uji bau sebagai berikut :
 Etanol baunya enak dan biasanya digunakan pada parfum dan kosmetik
 n – butanol baunya tidak enak dan biasanya larutan ini digunakan sebagai bahan bakar otomotif
 Gliserol baunya enak.
 Etilena glikol baunya enak.
 t – butanol tidak ada bau.

d. Kecepatan reaksi dengan HCl (uji Luccas)
Yang pertama dilakukan adalah menyediakan 4 tabung reaksi yang bersih, yang masing-masing diisi dengan 3 mL n-butil alkohol, etanol dan tert-butil. Kemudian menambahkan kedalam masing-masing tabung tersebut 10 mL pereaksi Luccas (ZnCl2 dalam HCl pekat). Selanjutnya mengamati perubahan dalam masing-masing tabung setelah 5 menit dan 15 menit. Pada 5 menit pertama ternyata pada ketiga larutan yaitu etanol, n-butanol, dan t-butanol larutannya berubah menjadi keruh. Dan setelah 15 menit ternyata pada ketiga larutan terjadi perubahan warna yang sama yaitu warna berubah agak bening. Hal ini disebabkan larutan tersebut dapat larut dalam pereaksi Luccas namun membutuhkan waktu yang lama yaitu nanti pada menit ke-15.



e. Oksidasi alkohol dengan senyawa dikromat
Hal yang pertama kiita lakukan adalah melarutkan 5 gram Na-dikromat dalam 50 mL air suling yang mengandung 5 mL asam sulfat pekat. Kemudian kita menyediakan 4 buah reaksi yang bersih dan kering. Selanjutnya mengisi masing-masing tabung dengan 10 mL larutan Na-dikromat yang baru dibuat. Setelah itu menambahkan masing-masing 2 mL n-butil alkohol, etanol dan t-butil alkohol dari golongan alkohol. Kemudian mengamati perubahan yang terjadi ,pada masing-masing tabung setelah 5 detik, 15 detik, 30 detik, 45 detik dan 60 detik. Dan ternyata perubahan yang terjadi adalah untuk n-butil pada menit ke-5 sampai menit ke-60 tidak terjadi perubahan warna yaitu warnanya tetap hitam. Untuk t-butil alkohol pada menit ke-5 warna berubah menjadi kuning, selanjutnya menit ke-15 sampai menit ke-60 warna menjadi hitam. Untuk etanol pada menit ke-5 dan ke-15 warna larutan menjadi hitam kehijauan dan pada menit ke-30 sampai menit ke-60 warna berubah menjadi hitam. Hal ini menandakan bahwa masing-masing senyawa alkohol mempunyai perbedaan dan juga persamaan dalam hal oksidasinya. Hal ini dipengaruhi oleh letak gugus –OH dari masing-masing senyawa berbeda.
















BAB V
PENUTUP

5.1. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh beberapa kesimpulan antara lain :
 Alkohol merupakan zat tidak berwarna.
 Bagaian hidrokarbon alkohol bersifat hidrofob sedangkan gugus fungsi hidroksil bersifat hidrofil.
 Alkohol suku rendah (sampai C3) adalah cairan encer yang dapat tercampur dengan air dalam segala perbandingan.
 Alkohol suku sedang menyerupai minyak. Semakin panjang rantai atom C semakin rendah kelarutannya dalam air.
 Senyawaan C12 dan lebih tinggi berupa padatan yang tidak larut. Makin panjang rantai C makin tinggi titik cair dan titik didih. Gugus hidroksil mengakibatkan alkohol bersifat polar.
 Ternyata oksidasi dari masing-masing senyawa alkohol berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh letak dari gugus –OH (hidroksilnya) yang diamati dari perubahan warnanya.

5.2. KEMUNGKINAN KESALAHAN
 Kesalahan dalam merangkai alat sehingga menyebabkan kesalahan pula dalam hasil akhirnya.
 Kurang telitinya praktikkan dalam mengamti perubahan warna yang terjadi pada saat pencampuran.
 Kesalahan dalam mencium aroma dari masing-masing larutan yang diberikan.
 Kurang telitinya praktikkan dalam mencampurkan larutan sebagaimana prosedur kerja, sehingga mengakibatkan kurang valid (kurang akurat) hasil diperoleh.





DAFTAR PUSTAKA

Team Teaching Kimia Anorganik. 2010. Modul Praktikum. Gorontalo:UNG
Fessenden & Fessenden, 1982. Kimia Organik Edisi ketiga jilid 1 dan 2. jakarta : Erlangga.
Drs Parlan M.Si 2003. Kimia Organik I. Malang JICA
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

1 komentar:

  1. thx banged gan postingannya..
    menolong saya bgt yg lg bkin laporan praktek :D

    BalasHapus