Senin, 13 Desember 2010

Membandingkan kereaktifan halogen

PERCOBAAN II

A. JUDUL
MEMBANDINGKAN KEREAKTIFAN HALOGEN

B. SASARAN PERCOBAAN
Membandingkan Sifat dan Reaksi Unsur Halogen

C. DASAR TEORI
Unsur-unsur halogen VIIA, yaitu fluor, klor, brom dan iod, tidak terdapat bebas di alam, tetapi bersenyawa dengan unsur lain karena reaktif. Unsur halogen disebut halogen (Yunani; halogen = garam), karena umumnya ditemukan dalam bentuk garam anorganik. Hal dalam bentuk bebas selalu berupa diatomik, karena tiap atom memerlukan 1 elektron untuk membentuk ikatan kovalen.
Unsur-unsur halogen mempunyai konfigurasi elektron ns2 np5 dan merupakan unsur-unsur yang paling elektronegatif, oleh karena itu selalu mempunyai bilangan oksidasi (-1), kecuali fluor yang selalu univalen, unsur-unsur ini dapat juga mempunyai bilangan oksidasi (+1), (+III), (+V) dan (+VII). Bilangan oksidasi (+IV) dan (+VI) merupakan anomali, terdapat dalam oksida ClO2, Cl2O6, dan BrO3. Kecenderungan kuat dari atom F dan Cl untuk menarik elektron mengakibatkan bentuk yang sering ditemukan di alam adalah bentuk ion F- dan Cl-, serta kesulitan dalam pembuatan unsur murni dari bentuk ionnya.
Kenaikan titik didih dan leleh dengan bertambahnya nomor atom, dijelaskan dengan fakta bahwa molekul-molekul yang lebih besar mempunyai gaya tarik menarik Van der waals yang lebih besar daripada yang mempunyai molekul-molekul yang lebih kecil.(3) Karena kelektronegatifan halogen relatif lebih besar dibandingkan unsur lain, maka halogen bersifat menarik elektron atau pengoksidasi. Kemampuan mengoksidasi halogen berkurang dari atas ke bawah. Akibatnya unsur yang di atas dapat mengoksidasi unsur yang berada dibawahnya, tetapi tidak sebaliknya.
Dengan perkecualian He, Ne dan Ar, semua unsur dalam tabel berkala membentuk halida. Halida ionik atau kovalen adalah senyawaan umum yang paling penting. Mereka sering paling mudah dibuat dan digunakan secara meluas bagi sintesis senyawa lain. Dalam hal suatu unsur mempunyai lebih dari satu valensi, halida seringkali dikenal sebagai senyawaan tingkat oksidasi. Terdapat juga kimiawi senyawaan halogen organik yang luas dan beragam, senyawaaan fluor, teristimewa dalam hal F menggantikan H secara sempurna yang memilki sifat-sifat khusus.
a. Sifat Fisis
Beberapa sifat fisis halogen yaitu:
 Jari-jari atom unsur halogen bertambah dari fluorin sampai astatine. Demikian juga jari-jari ion negatifnya. Ion negative terbentuk apabila atom netral mengikat electron, sehingga jari-jari ion negative lebih besar daripada jari-jari atom netralnya.
 Titik didih dan titik leleh dari fluorin sampai iodine bertambah besar, karena ikatan antarmolekulnya makin besar pula. Antara molekul-molekul halogen padat dan cair terdapat ikatan Van der Waals yang lemah.
 Wujud fluorin dan klorin pada temperature kamar adalah gas, bromine berwujud cair dan mudah menguap, sedangkan iodine berwujud padat dan mudah menyublim.
 Warna gas fluorin adalah kuning muda, gas klorin berwarna kuning hijau. Cairan bromine berwarna merah coklat, dan zat padat iodine berwarna hitam, sedangkan uap iodine berwarna ungu.
 Kelarutan fluorin, klorin, dan bromine dalam air besar atau mudah larut, sedangkan kelarutan iodine larut dalam air kecil (sukar larut). Iodin mudah larut dalam KI dan pelarut organic seperti alcohol, eter, kloroform (CHCl3), dan karbon tetraklorida (CCl4). Warna larutan bromine dalam pelarut kloroform (CHCl3) atau karbon tetraklorin (CCl4) adalah kuning cokelat, sedangkan warna larutan iodine dalam pelarut kloroform (CHCl4) atau CCl4 adalah ungu.
b. Sifat Kimia
Beberapa sifat kimia unsur-unsur halogen ialah sebagai berikut:
 Halogen mudah membentuk ion negative karena atom halogen mempunyai 7 elektron valensi pada kulit terluarnya ( ns2 np5 ). Atom unsur halogen cenderung akan menarik 1 elektron (1e-) dan menjadi ion negative dalam rangka membentuk susunan electron yang stabil seperti gas mulia (ns2 np6). Oleh karena itu, halogen disebut unsur yang sangat elektronegatif.
 Kereaktifan halogen sangat besar. Hal ini disebabkan jari-jari atom halogen sangat kecil sehingga mudah menarik electron. Dari fluorin ke iodine sifat kereaktifan makin berkurang karena jari-jari atom makin besar.
 Halogen merupakan oksidator (pengoksidasi) kuat. Unsur-unsur halogen mudah mengikat electron karena itu halogen mudah tereduksi.
 Harga potensial (Eo reduksi) dari fluorin sampai iodine makin berkurang.
a) F2(g) + 2e 2F- (aq) Eo = +2,87 volt
b) Cl2(g) + 2e 2Cl- (aq) Eo = +1,36 volt
c) Br2(l) + 2e 2Br- (aq) Eo = +1,07 volt
d) I2 (s) + 2e 2I- (aq) Eo = +0,51 volt
Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa dari fluorin sampai iodine sifat oksidator/ pengoksidasi halogen makin berkurang.
c. Reaksi-Reaksi Halogen
Halogen adalah golongan unsur yang sangat reaktif, sehingga dapat bereaksi dengan unsur-unsur maupun dengan senyawa-senyawa lain. Berikut ini diberikan beberapa reaksi halogen.
Kereaktifan unsur-unsur halogen sangat besar, ddikarenakan jari-jari atom halogen sangat kecil dibandingkan unsur golongan lain, sehingga mudah menarik elektron. Dalam satu golongan, jari-jari unsur halogen bertambah dari fluorin sampai astatin. Makin besar jari-jari atom, makin kurang reakstif, sehingga dari fluor sampai astatin kereaktifannya berkurang
1. Reaksi Halogen dengan Gas Hidrogen
Semua halogen (X2) dapat bereaksi dengan gas hydrogen, membentuk hydrogen halide (HX) Persamaan reaksinya sebagai berikut
H2 + X2 2HX
Contoh:
H2(g) + Cl2(s) 2HCl(g)
H2(g) + I2(s) 2HI(g)
Fluorin dan klorin bereaksi dengan cepat disertai ledakan, tetapi bromine dan iodine bereaksi dengan lambat.
2. Reaksi dengan logam
Pada reaksi halogen dengan logam terbentuk halide yang berupa senyawa ion. Halogen bersifat sebagai pengoksidasi (oksidator) dan unsur yang bereaksi dengan halogen bersifat pereduksi (reduktor). Halogen menelima electron dan logam menjadi ion halide yang bermuatan negative.
Contoh:
2Na(s) + Br(l) 2NaBr(s)
2Fe(s) + 3Cl2(g) 2FeCl3(l)
Fluorin, klorin dan bromine bereaksi langsung, sedangkan iodine bereaksi langsung tapi lambat.
3. Reaksi dengan Nonlogam
Kemampuan bereaksi unsur-unsur halogen dengan unsur nonlogam menunjukkan pola yang sama, yaitu kereaktifannya berkurang dari fluorin sampai iodine. Fluorin bereaksi langsung dengan semua unsur nonlogam kecuali nitrogen, helium, neon, dan argon. Bahkan dengan pemanasan fluorin dapat bereaksi dengan intan dan xenon.
C(s) + 2F2(g) CF4(s)
Xe(g) + 2F2(g) XeF4(s)
Fluorin dapat juga bereaksi dengan kaca, kuarsa, dan silica.
SiO2(s) + 2F2(g) SiF4(s) + O2(g)
Klorin dan Bromin tidak dapat bereaksi langsung dengan gas mulia, karbon, nitrogen dan oksigen. Iodine tidak bias bereaksi dengan unsur-unsur tersebut, tetapi dapat bereaksi langsung dengan fosfat.
P4(s) + 6I2(s) 4PI3(s)
Berikut table beberapa senyawa halogen dengan unsur-unsur nonlogam. Halogen membentuk senyawa baru dengan nama halida
4. Reaksi Halogen dengan Air
Semua halogen larut dalam air. Unsur halogen yang dapat mengoksidasi air adalah fluorin dan klorin (berlangsung lambat). Hal ini disebabkan potensial oksidasi air adalah -1,23 V, sedangkan fluorin -2,87 V, dan klorin -1,36 V.
5. Reaksi dengan basa
Klorin, bromin, dan iodine dapat bereaksi dengan basa dan hasilnya tergantung pada temperature saat reaksi berlangsung. Pada temperature 15oC,halogen (X2) bereaksi dengan basa membentuk campuran halida (X-) dan hipohalit(XO-).
6. Reaksi dengan Hidrokarbon
Pada umumnya halogen bereaksi dengan hidrokarbon. Reaksi tersebut dikenal dengan halogenisasi. Kemampuan bereaksi unsur-unsur halogen tidak sama, sesuai dengan daya reduksi halogen yang berkurang dari fluorin ke iodine. Fluorin bereaksi dahsyat, sedangkan iodine tidak bereaksi. Reaksi klorin dan bromin dapat berlangsung karena pemanasan atau pengaruh sinar matahari. Reaksi yang biasa terjadi pada hidrokarbon ialah sebagai berikut.
 Reaksi subsitusi (penggantian gugus H)
Contoh
C2H6 + Cl2 C2H5Cl + HCl
 • Reaksi adisi (pemecahan ikatan rangkap)

d. Kekuatan Oksidator
Seperti telah diuraukan bahwa daya reduksi halogen dari fluorin ke iodine makin berkurang. Apabila direaksikan, halogen yang lebih kuat daya reduksinya dapat mengusir atau mendesak halida yang lebih lemah dari senyawanya.
Dari atas ke bawah daya reduksi halogen berkurang. Halogen yang lebih aktif atau yang berada di atas dapat mengusir atau mendesak halida yang berada dibawah senyawanya.
Fluorin dapat mendesak klorida, bromide, dan iodide. Klorin dapat mendesak bromide dan iodide. Bromida dapat mendesak iodide. Reaksi sebaliknya tidak berlangsung.
e. Senyawa Halogen
Halogen terdapat di alam dalam bentuk senyawa, diantaranya senyawa hydrogen halida dan asam oksi halogen serta bentuk senyawa garam yaitu garam halida.
Senyawa Hidrogen Halida (HX)
Pada temperature kamar, senyawa hydrogen halida berupa gas, tidak berwarna, dan sangat mudah larut dalam air. Hydrogen halida dalam pelarut air bersifat asam yang disebut asam halida. Makin besar perbedaan keelektronegatifan antara hydrogen dengan unsur halogen maka makin kuat ikatan senyawa tersebut, sehingga kekuatan asam makin lemah. Karena semakin kuat ikatan senyawa tersebut ,makin sulit melepaskan ion H+. Senyawa HF mempunyai titiuk didih tertinggi sebab pada senyawa HF terdapat ikatan hydrogen. hhtp://nurichem.blogspot.com/2009/09/halogen.html
Secara ringkas, sifat-sifat unsur halogen dapat dilihat pada tabel berikut.
Diatomic halogen molecules
halogen molecule structure model d(X−X) / pm
(gas phase) d(X−X) / pm
(solid phase)
fluorine F2

143 149
chlorine Cl2

199 198
bromine Br2

228 227
iodine I2

266 272
Sifat fisis dan kimia halogen

X2 Fluor (F2) Klor (Cl2) Brom (Br2) Iodium (I2)
1. Molekulnya Diatom
2. Wujud zat (suhu kamar) Gas Gas Cair Padat
3. Warna gas/uap Kuning muda Kuning hijau Coklat merah Ungu
4. Pelarutnya (organik) CCl4, CS2
5. Warna larutan (terhadap pelarut 4) Tak berwarna Tak berwarna Coklat Ungu
6. Kelarutan oksidator
(makin besar sesuai dengan arah panah)
7. Kereaktifan terhadap gas H2
8. Reaksi pengusiran pada senyawa halogenida X = Cl, Br, I
F2 + 2KX ® 2KF X2 X = Br dan I
Cl2 + 2KX ® 2KCl + X2 X = I
Br2 + KX ® 2KBr + X2 Tidak dapat mengusir F, Cl, Br
9. Reaksi dengan logam (M) 2 M + nX2 ® 2MXn (n = valensi logam tertinggi)
10. Dengan basa kuat MOH (dingin) X2 + 2MOH ® MX + MXO + H2O (auto redoks)
11. Dengan basa kuat (panas) 3X2 + 6MOH ® 5MX + MXO3 + 3H2O (auto redoks)
12. Pembentukan asam oksi Membentuk asam oksi kecuali F


Hubungan antara jari – jari atom, afinitas elektron, dan kereaktifan halogen

UNSUR Fluor Klor Brom Iodium Catatan :

[X] = unsur-unsur gas mulia (He, Ne, Ar, Kr)
n = nomor perioda (2, 3, 4, 5)
® = makin besar sesuai dengan arah panah

9F 17Cl 35Br 53I
1. Konfigurasi elektron [X] ns2 , np5
2. Massa Atom

3. Jari-jari Atom
4. Energi Ionisasi dan Afinitas Elektron

5. Keelektronegatifan
6. Potensial Reduksi (Eored > 0)
7. Suhu Lebur (0o) -216.6 -101.0 -72 114.0
8. Suhu Didih (0o) -188.2 -34 58 183
9. Bilangan Oksidasi Senyawa Halogen -1 + 1, +3
+5, +7 + 1
+5, +7 +1
+5, +7

Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/sifat-halogen/

D. ALAT DAN BAHAN





Penangas Air Rak Tabung Reaksi Corong Tabung Reaksi





Pembakar Bunsen Gelas Ukur Pipet Tetes Gelas Kimia

Bahan-bahan yang digunakan yaitu: mangan(IV) oksida, KMnO4, Klor (sumber klor), Brom, yod, HCl pekat,. Kertas indikator, air klor, air brom, CCl4, sumber H2¬S, larutan 1 M dari besi(II) sulfat, NaOH, kalium klorida, kalium bromida, dan KI.



E. PROSEDUR KERJA
A. Pembuatan Halogen
B. Sifat Fisik Halogen








F. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1 : Pembuatan Halogen
No. Langkah Percobaan Hasil
1.
. ½ ml HCl pekat + 1 sendok kecil MnO2 kemudian dikocok
3 tetes HCl pekat + 1 ml KMnO4 Larutannya hijau tua menjadi hijau lumut
Larutannya ungu menjadi coklat muda
Tabel 2 : Sifat Fisika Halogen
Unsur Warna Wujud Tf (ºC) Tb (ºC)
F
Cl
Br
I Kuning
Hijau
Merah
Ungu Gas
Gas
Cair
Padat -220
-101
-7
114 -188
-34
59
184
Tabel 3 : Sifat Kimia Halogen
Langkah Percobaan Hasil
 Eksperimen 1 Reaksi Halogen dengan Air
 1 tetes Br + 2,5 ml akuades kemudian dikocok
 Kristal iod + 2,5 ml akuades lalu dikocok
 Eksperimen 2 Kelarutan Halogen dalam Klorofom
 ½ ml Br + ½ ml klorofom
 Kristal iod + ½ ml klorofom
 Eksperimen 3 Halogen sebagai Oksidator
 Reaksi dengan besi (II) sulfat
 dimasukkan 3 ml besi (II) sulfat dengan 3 ml air brom

 ditambahkan 1 ml natrium hidroksida
 Eksperimen 4 Kereaktifan relatif halogen sebagai zat pengoksidasi
 I2 + ½ ml KBr + ½ ml CCl4

 I2 + ½ ml KI + ½ ml CCl4
 ½ ml Br2 + ½ KCl + ½ ml CCl4

 ½ ml Br2 + ½ ml KI + ½ ml CCl4  Merah tua menjadi kuning muda Endapan merah
 Kuning tua.

 Endapannya hitam



 Merah bata / melarut
 Merah muda, endapannya hitam


 Warna bagian atas merah, bagian tengah bening, dan bagian bawah merah, ada endapan jingga, dapat dioksidasi menjadi Fe3+
 Kuning tua, endapan hitam


 bag. atas ungu, bag. bawah kuning tua, endapannya hitam
 Larutannya coklat tua
 Merah (atas), hitam (bawah) dan terbentuk endapan
 Kuning muda (atas), merah (bawah) Tetap
 Merah tua
 Tetap


G. PEMBAHASAN
Sedangkan reaksi antara HCl dengan KmnO4, tanpa dipanaskan terlebih dahulu langsung membentuk larutan ungu. Pada reaksi ini juga terbentuk gas klor. Reaksinya adalah sebagai berikut :
Unsur halogen termasuk unsur non logam yang paling reaktif, dan mempunyai konfigurasi elektron terluar ns2np5. Unsur-unsur ini adalah oksidator kuat. Unsur-unsur ini sangat reaktif, sehingga teapat bebas di alam. Fluor cukup reaktif sehingga dapat langsung bereaksi dengan berbagai unsur termasuk beberapa gas mulia. Klor dapat langsung bereaksi dengan berbagai unsur kecuali karbon, nitrogen, oksigen dan gas mulia. Unsur yang paling banyak terdapat (kelimpahan besar) adalah fluor dan klor. Senyawa klor yang paling umum adalah NaCI yang terdapat di alam dan dalam garam karang (rock salt).
Afiinitas elektron khlorin (348.5 kJmol-1) adalah yang terbesar dan fluorin (332.6 kJmol-1) nilainya terletak di antara afinitas elektron khlorin dan bromin (324.7 kJmol-1). Keelektronegativan fluorin adalah yang tertinggi dari semua halogen.Karena halogen dihasilkan sebagai garam logam, unsurnya dihasilkan dengan elektrolisis. Fluorinhanya berbilangan oksidasi -1 dalam senyawanya, walaupun bilangan oksidasi halogen lain dapatbervariasi dari -1 ke +7. Astatin, At, tidak memiliki nuklida stabil dan sangat sedikit sifat kimianya yang diketahui.
Fluorin memiliki potensial reduksi tertinggi (E = +2.87 V) dan kekuatan oksidasi tertinggi di anatara molekul halogen. Flourin juga merupakan unsur non logam yang paling reaktif. Karena air akan dioksidasi oleh F2 pada potensial yang jauh lebih rendah (+1.23 V) gas flourin tidak dapat dihasilkan dengan elektrolisis larutan dalam air senyawa flourin. Karena itu, diperlukan waktu yang panjang sebelum unsur flourin dapat diisolasi.
Khlorin, yang sangat penting dalam industri kimia anorganik, dihasilkan bersama dengan natrium hidroksida. Reaksi dasar untuk produksi khlorin adalah elektrolisis larutan NaCl dalam air dengan proses pertukaran ion. Dalam proses ini gas khlorin dihasilkan dalam sel di anoda dan Na+ bergerak ke katoda bertemu dengan OH- membentuk NaOH.
a. Pembuatan halgen
Pembuatan halogen didasarkan atas oksidasi on halide.
2X X2 + 2e
Yaitu antara mangan (IV) oksida atau kalium permanganat dengan asam klorida, asam Bromida atau asam Yod.
Pada eksperimen ini, Pertama – tama yang harus dilakukan adalah memanaskan 1 ml asam klorida pekat dengan sesendok kecil MnO2.pada saat pemanasan dilakukan maka terjadi reaksi sehingah dhasilkan uap berwarna coklat dan kemudian larutannya berwarna hitam pekat serta terdapat gelembung-gelembung gas. Yang terjadi pada proses ini adalah proses disosiasi yang di tandai dengan adanya uap yang keluar ketika terjadi pemanasan. Pada percobaan pembuatan halogen reaksi antara HCl pekat dengan MnO2 akan membentuk larutan hijau lumut yang mengeluarkan gas dengan bau yang menyengat. Warna hijau dan bau yang menyengat pada percobaan ini menandakan terbentuknya senyawa klor. Setelah dipanaskan pada dasar tabung reaksi terbentuk endapan dan warna larutan menjadi lebih muda. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
4HCl(ag) + MnO2 MnCl2(ag) + 2H2O + Cl2(g)
Selanjutnya teteskan beberapa asam klorida pekat pada setengah sendok KMnO4 yang terdapat dalam tabung reaksi.campuran tersebut bereaksi , terdapat gelembung-gelembung gas dan uap yang berwarna coklat serta larutannya berwarna ungu.Dengan persamaan reaksi sebagai berikut:
2KMnO4 + 16 HCl 5Cl2 + 2MnCl2 + 2KCl + 8H2O
Reaksi antara MnO4 dengan HCl dan KMnO4 dengan HCl, diketahui bahwa reaksi KMnO4 berlangsung sangat cepat dalam proses oksidasi ini. Karena KMnO4 merupakan oksidator kuat dibandingkan MnO2 sehingga pada proses oksidasi ion halida oleh KMnO4 tidak dilakukan pemanasan. Gas yang timbul dari reaksi ini lebih banyak dari pada reaksi MnO2. Karena antara HCl dengan KMnO4 ini berlangsung lebih cepat daripada HCl dengan MnO2 dan berlangsung tanpa melalui pemanasan. Hal ini disebabkan karena kekuatan oksidator dari MnO4- lebih besar jika dibandingkan dengan MnO2.
Dalam mudahnya oksidasi, maka ion-ion halda dapat ditulis sebagai berikut :
I- > Br- > Cl- > F-
Maksudnya ion iod lebih mudah mengalami oksidasi dibandingkan ion Br-, Cl-, dan F-. Ion halide mudah jika dibandingkan yang lain disebabkan karena kelarutannya. Dalam artian sebagian besar ion halide dapat larut dalam air dan memberikan ion halogen. Halogen merupakan golongan VII yang sangat reaktif dalam menerima elektron dan bertindak sebagai oksidator kuat. Berdasarkan jari-jari atomnya, semakin ke atas (dalam tabel priodik unsur), maka semakin kecil atau pendek, sehingga gaya tarik menariknya semakin besar.
b. Sifat Fisik Halogen
Adapun sifat fisik dari unsur halogen diatas, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel perbandingan warna, wujud pada suhu kamar, titik leleh dan titik didih dari fluor, klor, brom, dan yod.
Unsur / Sifat Warna Wujud pada suhu kamar Titik Leleh Titik Didih
Fluor
Klor
Brom
Yod Kuning Kehijauan
Kuning Kehijauan
Merah Hitam
Biru hitam mengkilap Gas
Gas
Cair
Padat -219,61oC
-101oC
-7,2 oC
113,6oC -188,13 oC
-39,05 oC
58,8oC
185oC
Kecenderungan yang terlihat dari sifat fisik halogen jika massa atom relatifnya bertambah yaitu dengan bertambahnya titik didih dan titik lebur dari unsur-unsur halogen. Hal ini disebabkan karena molekul-molekul diatomik halogen mengalami gaya van der walls. Semakin besar massa atom relatifnya maka semakin kuat gaya van der wallsnya yang bekerja pada molekul-molekul tersebut, karena jari-jari atomnya semakn besar dan mudah terjadi dipole-dipol sesaat pada molekul-molekul tersebut.
Titik didih dan titik leleh dari fluor sampai iodine bertambah besar disebabkan semakin besarnya gaya Van der Walls antara molekul-molekul halogen. Hal ini disebabkan bertambahnya jumlah electron, bertambah berat dan ukuran dari fluor hingga iodine.




Sifat-sifat unsur halogen dapat dilihat dari fisis dan sifat kimianya. Sifat fisis antara lain titik leleh, titik didih dan warna. Sedangkan sifat kimianya dapat dilihat dari kereaktifan unsur halogen tersebut. Semua unsur-unsur halogen memiliki warna dan pada suhu kamar memiliki wujud yang bereda-beda. Unsur-unsur tersebut antara lain:





Warna Unsur-unsur Halogen Wujud unsur-unsur halogen pada suhu kamar
Berikut gambar mengenai sifat kelarutan unsure halogen





Keelektronegativan fluorin adalah yang tertinggi dari semua halogen.Karena halogen dihasilkan sebagai garam logam, unsurnya dihasilkan dengan elektrolisis. Fluorinhanya berbilangan oksidasi -1 dalam senyawanya, walaupun bilangan oksidasi halogen lain dapatbervariasi dari -1 ke +7. Astatin, At, tidak memiliki nuklida stabil dan sangat sedikit sifat kimianya yang diketahui.
Halogen merupakan unsure yang sangat elektronegatif, karena mempunyai 7 elektron valensi (ns2 np5) sehingga cenderung menarik 1 elektron dan menjadi ion negative dalam rangka membentuk susunan elektro gas mulia (ns2 np6).
Flourin juga merupakan unsur non logam yang paling reaktif. Karena air akan dioksidasi oleh F2 pada potensial yang jauh lebih rendah (+1.23 V) gas flourin tidak dapat dihasilkan dengan elektrolisis larutan dalam air senyawa flourin. Karena itu, diperlukan waktu yang panjang sebelum unsur flourin dapat diisolasi.
Halogen merupakan oksidator kuat, oleh karena unsure halogen mudah mengikat elektro atau mudah tereduksi.






Reaksi dasar untuk produksi khlorin adalah elektrolisis larutan NaCl dalam air dengan proses pertukaran ion. Dalam proses ini gas khlorin dihasilkan dalam sel di anoda dan Na+ bergerak ke katoda bertemu dengan OH- membentuk NaOH.
Apabila massa atom relatifnya bertambah, maka kecenderungan yang terlihat dari sifat fisiknya adalah :
 Jumlah proton pada inti akan bertambah banyak
 Ukuran atom akan bertambah besar karena kulit atom bertambah
 Titik leleh dan titik didihnya bertamabah tinggi
Pelarutan brom dalam air akan menghasilkan larutan kuning muda dan endapan merah. Sedangkan pelarutan iod dalam air akan membentuk larutan larutan kuning tua dan endapan hitam, tetapi pelarutan iod dalam air memerlukan waktu yang lebih lama jika dibandingkan dengan pelarutan brom dalam air. Hal ini menunjukkan bahwa Br lebih mudah larut bila dibandingkan kristal iod. Reaksinya adalah sebagai berikut:
Br2 + H2O HBrO + H+ + Br-
Sedangakan iod sangat sukar larut dalam air. Agar iod dapat larut dalam air, maka ditambahkan KI sehingga terbentuk senyawa KI3 yang mudah larut.
Larutan brom dalam air yang bersifat basa merupakan zat pengoksida yang kuat. Daya meutihkan yang dilarutkan dalam natrium hidroksida encer dapat dijelaskan dengan menganggap bahwa klor mula-mula bereaksi membentuk HBrO yang diubah mejadi BrO-.
Percobaan selanjutnya adalah mengamati kelarutan halogen dalam klorofom. Pencampuran antara Br dengan klorofom menghasilkan larutan merah bata, sedangkan iod yang dilarutkan dalam klorofom membentuk larutan merah muda dan terbentuk endapan hitam. Hal ini membuktikan bahwa brom dan iod dapat larut dalam klorofom.
Eksperimen halogen sebagai oksidator tidak dilakukan karena kurang tersedianya bahan. Percobaan berikutnya adalah mengenai kereaktifan relatif halogen. I2 ditambahkan dengan KBr dan CCl4, maka terbentuk endapan hitam dan terjadi pemisahan warna dimana bagian atas berwarna ungu dan bagian bawah kuning. Berikutnya I2 ditambahkan dengan KI dan CCl4 terbentuk endapan dimana bagian atas merah dan bagian bawah hitam. Hal ini menunjukkan dengan bahan iod dapat mengahasilkan endapan.
Pada pencampuran dengan menggunakan bahan brom tidak terbentuk endapan. Menurut daya pengoksidasinya urutan halogen mulai dari yang terbesar adalah F > Cl > Br > I. Daya pengoksidasi dapat dilihat pada potensial elektrodanya
H. KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah :
 Sifat fisik unsur halogen berbeda antara satu dengan yang lainnya.
 Brom dan iod dapat larut dalam air dan dalam kloroform, tetapi kelarutan brom lebih besar daripada iod.
 Klor dapat mengoksidasi Brom sedangakan iod tidak bisa mengoksidasi brom, karena potensial elektroda yang besar dapat mengoksidasi unsur di bawahnya F > Cl > Br > I.
Unsur halogen termasuk unsur non logam yang paling reaktif, dan mempunyai konfigurasi elektron terluar ns2np5. Unsur-unsur ini adalah oksidator kuat. Unsur yang paling banyak terdapat (kelimpahan besar) adalah fluor dan klor. Senyawa klor yang paling umum adalah NaCI yang terdapat di alam dan dalam garam karang (rock salt).
Reaksi dasar untuk produksi khlorin adalah elektrolisis larutan NaCl dalam air dengan proses pertukaran ion. Dalam proses ini gas khlorin dihasilkan dalam sel di anoda dan Na+ bergerak ke katoda bertemu dengan OH- membentuk NaOH.
Kecenderungan yang terlihat dari sifat fisik halogen jika massa atom relatifnya bertambah yaitu dengan bertambahnya titik didih dan titik lebur dari unsur-unsur halogen. Hal ini disebabkan karena molekul-molekul diatomik halogen mengalami gaya van der walls. Semakin besar massa atom relatifnya maka semakin kuat gaya van der wallsnya yang bekerja pada molekul-molekul tersebut, karena jari-jari atomnya semakn besar dan mudah terjadi dipole-dipol sesaat pada molekul-molekul tersebut.



















DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia. 1991. Kimia Unsur dan Radiokimia. Bandung: ITB.
Cotton & Wilkinson. 1989. Kimia Anorganiuk Dasar. Jakarta: UI-Press.
Keenan. 1999. Kimia untuk Universitas. Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Petrucci, Ralph H. 1993. Kimia Dasar. Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Saito, Taro. 1996, Buku Teks Kimia Anorganik Online. Reproduced by permission of Iwanami Shoten, Publishers, Tokyo.
Sugiarto, Kristian.2003. Kimia Anorganik II. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta Svhia . G. 1990. Vogel : Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif. Jakarta : PT. Kiama Media Pustaka.
Syukri. 1999. Kimia Dasar. Bandung: ITB.
Team teaching .2009. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Gorontalo: Jurusan Pendidikan Kimia UNG

1 komentar:

  1. cara menghitung kereaktifan g mna ?
    ada contoh soal dan pembahsannya gak ?

    BalasHapus